Thursday, 22 February 2018

Makan Nasi Liwet di Atas Daun Pisang Beramai-ramai Yang Lagi Ngetren








Sekarang ini alias jaman now, makan nasi liwet beramai-ramai diatas daun pisang sedang trendi. Dan sayapun tidak mau ketinggalan donk, Jadilah saya dan teman-teman di Norwegia utarapun mengadakan tradisi makan beramai-ramai ini. Yang kadang menjadi kendala adalah, susahnya mencari daun pisang, kalau adapun harganya sangat mahal, tetapi demi rindu tanah air, dengan cara makan beramai-ramai ini membuat segala halangan tidak berarti.

Cara makan dengan meletakkan berbagai makanan diatas daun pisang yang digelar diatas meja tersebut menjadi sesuatu yang menarik bagi para suami yang notaben orang asli Norwegia. Dan tentu saja kami makan dengan tangan dan “berpiringkan” daun pisang juga, tanpa sendok dan garpu…. Dan sambal yang maknyus tentunya. 

Makan bersama dengan cara beramai-ramai ini membuat kami yang tinggal saling berjauhan negara tentu terasa sangat indah, rasa kebersamaan, dan persaudaraan, yang tidak bisa sering bertemu muka. 



  


Dan ternyata tradisi liwetan ini telah ada sejak dahulu kala, Di beberapa daerah, tradisi ini memiliki nama khusus, seperti Mengibung di Bali, Bancakan di Sunda, dan lain-lain. Saat ini tren tersebut kembali melanda di masyarakat, bahkan kaum urban, bahkan yang tinggal di luar negeri sekalipun.

Tradisi dengan cara menggelar daun pisang diatas meja panjang atau lantai, kemudian nasi dan lauk ditaruh diatasnya ini memiliki filosofi kebersamaan dan persaudaraan. Yang duduk makan bersama dan tidak memandang derajat apakah ia seorang pejabat penting atau rakyat biasa yang akan menyatu di seputaran meja dan duduk bersama sambal menyantap sajian makanan diatas meja. Ciri khasnya juga makan dengan menggunakan tangan kosong, tanpa garpu dan sendok.








Dan cara makan beramai-ramai ini mengingatkan saya saat makan bersama teman-teman dari Maroko. Makanan berupa couscous disajikan diatas piring besar, lalu diatasnya dihiasi dengan daging domba atau kambing, sayur-sayuran yang telah dimasak dengan bumbu khas Maroko. Dan kami makan tanpa memandang dari negara mana, yang ada hanya kebersamaan dalam pertemanan dengan canda tawa yang tidak dibatasi oleh suku, agama, negara dan derajat.




 
Indahnya kebersamaan dimanapun kita berada....




HAPPY TRAVELING.....