Sudah begitu
lama impian saya untuk melihat aurora borealis di bumi utara. Fenomena alam
yang selalu saya baca beritanya ataupun foto-foto yang bersiliweran di
internet. Dan ketika teman-teman saya yang tinggal di kota Harstad, Norwegia
utara, menawarkan rayuan untuk melihat tarian aurora di bumi utara, sayapun
tidak bisa menolaknya. Hasrat melihat bumi utara Norwegiapun semakin kuat
setelah teman saya dari Harstad mengirimkan foto-foto hasil jepretannya tentang
alam bumi utara. Bentangan geografi dengan rentetan pulau, gunung yang tertutup
salju, laut, serta danau yang membeku yang hampir semuanya terlihat putih. Desa
nelayan dengan rumah-rumah kayu berwarna merah, serta kemunculan aurora
borealis yang membuat setiap mata yang melihat akan jatuh cinta. Dan Itulah
yang saya rasakan ketika mengunjungi negeri seribu fjord ini diakhir bulan January.
Dan keputusan saya berlibur
seminggu di utara Norwegia membuat banyak teman dan tetangga dalam
pertanyaan. Kenapa saya berlibur ke daerah yang dingin dan jarang
matahari? Seharusnya berlibur ke Eropa selatan yang lebih hangat. Dan
hanya satu jawaban saya, 'Saya ingin berdansa dengan sang Aurora'.
Sound simple, but that's my passion.
Norwegia, negara termakmur no.4 di dunia ini mempunyai kota-kota modern di utara yang asyik untuk di jelajahi, Salah satunya adalah kota Harstad. Sebuah kota di kotamadya Harstad di county Troms. Kota ini juga pusat administrasi kotamadya Harstad dan terletak di bagian timur laut dipulau terbesar yang bernama Hinnøya, yang masuk dalam arctic circle dan berada di tengah-tengah Nothern Lights Zone.
Jadi saat Midnight Sun (21 Mei-21 Juli),
dimana matahari tidak pernah tenggelam di bawah garis horisontal, dan kita
dapat menyaksikan matahari hingga tengah malam, yang dikenal dengan nama
Midnight Sun. Dan saat Polar Nights (21 Nov – 21 Jan), matahari tidak pernah
muncul dari cakrawala! Unik ya?
Untuk mencapai kota ini dapat ditempuh dengan pesawat
dari Oslo–Bandara Harstad/Narvik dengan waktu tempuh 90 menit dan dilanjutkan
dengan naik shuttle bus sekitar 40 menit hingga ke kota Harstad. Dalam
perjalanan dari bandara ke kota Harstad, pemandangan hutan pinus yang tertutup
salju dengan beberapa rumah mungil traditional berwarna merah tersaji dengan
indah. Dan saat melewati jembatan penghubung antar pulau, pemandangan fjord
dengan lekukan menawan yang dipadu dengan putihnya salju yang menutupi daratan
bagaikan sebuah lukisan yang memikat hati. Dan pemandangan disepanjang jalan
menuju ke kota harstadpun tersuguh dengan cantik, lanskap pegunungan dengan
tebing-tebing curam yang bertabur salju, danau yang membeku, bahkan beberapa
titik mata air yang membeku bagaikan mutiara yang menempel di tebing batu yang
kokoh.
Kota Harstad disaat musim dingin dengan suhu -7
derajat celsius pada siang hari cukup menusuk tulang. Awan kelabu setia
bergelayut dan hampir seluruh kota tertutup salju, tetapi itu tidak
menutupi keindahan kota ini. Saat
berjalan di Sentrum atau pusat kota yang terletak di tepi laut Vågsfjorden ini,
warna putih salju menutupi permukaan tanah dan di sepanjang jalan Rikard Kaarbø
Square berdiri toko-toko, butik, dan restoran khas Norwegia. Bangunan
Bothnergård menghadap alun-alun kota yang diikuti oleh gedung bank Harstad
Sparebank, Evensen, dan Lind-gård, Eriksen, dan Saue-gård diseberang gedung
Lind-gård. Semuanya berjejer dengan indah, dan sangat kecil kemungkinan untuk
tersesat berjalan di kota ini.
Di depan Rikard
Kaarbø Square, perahu dan yach berjejer di dermaga Harstad, serta kapal fery
yang menuju ke kota Tromsø dan juga beberapa kapal nelayan ukuran besar dari
negara tetangga seperti Belanda.
Keluar sedikit dari Sentrum, terdapat Trondenes
Historical Center, para turis dapat melihat bekas kamp tentara Rusia yang
didirikan oleh Nazi serta meriam Adolf Gun. Dan juga sebuah gereja dari abad pertengahan, Gereja Trondenes.
Gereja Trondenes merupakan gereja batu tertua di bumi utara dan terletak
dilingkungan yang indah, di tepi laut dengan pemandangan ke kota Harstad.
Interior gereja inipun menawarkan arsitektur yang unik dan apik. Bahkan di
beberapa bagian dinding gereja ini masih terdapat tulisan Viking kuno.
Pada hari ketiga, setelah dua hari berturut-turut awan
kelabu dan salju turun dengan hebat, maka satu teman saya kembali ke Jerman
dengan kecewa karena tidak berhasil melihat aurora borealis. Setelah teman saya
ke bandara, tiba-tiba langit kelabu yang bergelantung dilangit terbelah oleh
sinar matahari yang muncul di horizon. Dan biasanya aurora akan muncul pada
malamnya bila langit cerah. Maka saya dan
teman-teman yang tinggal di Harstadpun mulai mempersiapkan peralatan
photography dan baju hangat serta makanan kecil. Tetapi ketika hari mulai sore,
awan gelapun mulai menutupi langit dan hujanpun mulai turun yang meruntuhkan
hati kami. Setelah hujan turun, gantian saljupun turun. Hilanglah sudah impian
berdansa dengan aurora di bumi utara, dalam kekecewaan, sayapun mulai menghibur
diri dengan berkata, 'masih ada esok hari, siapa tahu sang penari hijau akan
muncul'.
Tetapi teman saya mengatakan bahwa beberapa minggu lalu sebuah group 'Hunting Aurora'
yang diadakan oleh paket tour photography setempat, harus menunggu seminggu
untuk bisa mendapatkan aurora, dan kadang itupun belum pasti dapat, karena
cuaca yang kurang bersahabat. Ajib.... Sesak rasanya dada ini, seminggu belum
tentu dapat? Apalagi saya yang hanya beberapa hari?
Untuk menghibur hati, kamipun berkeliling ke danau
beku di sebuah taman hutan yang cukup luas. Melihat orang tua mengajarkan
anaknya bermain ski, maka sayapun tidak ketinggalan bermain salju bagaikan anak
kecil mendapat mainan baru. Lumayanlah untuk menghibur dada yang sesak.
Ketika hari mulai menjelang malam, langit tampaknya
menunjukkan cerianya. Salju mulai perlahan-lahan reda, dan kamipun kembali ke
rumah masing-masing untuk mempersiapkan peralatan photography kami lagi. Saat
dalam perjalanan menjemput seorang teman, tiba-tiba teman saya berteriak dari
dalam mobil yang sedang melaju. 'Mi, itu si ijo, si ijo Miiii...'. Saya
bingung, apanya yang ijo-ijo? 'Lihat ke langit, Mi.... that's her.... sang
diva!'. Saya lihat ke langit, tidak ada apa-apa.... manaaaa...
Dan kamipun tiba di rumah teman, dan keluar dari mobil
untuk melihat ke langit supaya melihat lebih jelas, tetapi saya hanya melihat
awan dan bintang-bintang. Lalu teman saya yang lainnya mulai gregetan, 'itu loh
Mi', sambil menyorot ke langit dengan senter sorotnya. Ahhhh iyaaaa, Dan mata
sayapun mulai terbiasa melihatnya, tetapi tetap tidak begitu jelas seperti
foto-foto yang saya lihat di internet.
Dan teman sayapun mulai mengecek kekuatan aurora di
aplikasi handphone 'Aurora Forecast', dan ternyata kekuatan aurora akan semakin
kuat, dan tanpa menunggu lama kami berempatpun berkendara ke pulau Kveøya. Karena
untuk melihat aurora borealis secara jelas harus ke daerah yang gelap gulita,
alias tidak ada lampu-lampu kota.
Untuk mencapai pulau ini terdapat
jembatan penghubung antara pulau Hinnøya dan pulau Kveøya. Karena suasana gelap
gulita, sayapun tidak bisa menyaksikan pemandangan di sekitar jembatan ini.
Setelah menyeberang, kendaraan yang membawa kami menuju ke jalan raya hingga
tiba diujung pulau, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan menurun hingga ke
pantai Øynesfjære. Jalan menurun yang kami tempuh harus melewati hutan dengan
jalan penuh salju serta licin, dan kamipun harus waspada bila ada moose atau
rusa kutub besar yang kadang berkeliaran di kawasan ini.
Setelah mencapai tempat yang strategis
untuk melihat aurora secara jelas, kamipun mulai memasang kamera dan duduk
dengan manis menyaksikan sang diva menari di antara bintang-bintang di langit.
Sungguh cantik dan gemulai tarian sang primadona dari utara ini, tidak
henti-hentinya bibir ini menyerukan kekaguman akan keindahan aurora borealis
yang saya saksikan di malam ini. Dominan hijau memanjang di langit hingga hampir
mencapai daratan, setiap detik gerakannya selalu berubah-ubah, kadang diselingi
warna ungu. Dan gerakan aurorapun tidak menoton di satu tempat, selalu
berpindah tempat, kadang di utara, lalu hilang, tiba-tiba muncul di selatan,
lalu memanjang dan berubah ke arah barat, bahkan membelah diri menjadi dua
aurora yang saling berhadapan. Bahkan kadang
menyebar hampir menutupi sebagian langit yang dapat kami lihat. Sungguh indah
fenomena alam dari utara ini.
Tarian sang diva yg sempet direkam
Sedikit Info Tentang Aurora Borealis
Adapun Aurora tercipta karena adanya miliaran partikel
energi yang terdiri dari proton dan elektron dilontarkan matahari dengan
kecepatan tinggi hingga 500 mil per detik dalam sebuah pancaran cahaya
matahari. Pancaran ini biasa disebut dengan angin matahari atau solar wind yang
terbentuk karena adanya ledakan besar dipermukaan matahari (Coronal Mass
Ejection )
Setelah melalui perjalanan ke bumi yang bisa bertahan
hingga dua sampai tiga hari, partikel matahari dan medan magnet bumi yang
saling bertumbukan menyebabkan pelepasan partikel yang sudah terjebak didekat
bumi. kemudian, partikel yang terjebak tersebut memicu reaksi dibagian atas
atmosfer (ionosfer) dimana molekul oksigen dan nitrogen beraksi dan melepaskan
foton cahaya. Foton cahaya inilah yang kita lihat sebagai cahaya terang yang
menari-nari diatas langit yang disebut aurora.
Ketika hari semakin larut dan dingin semakin menusuk
tulang, kamipun kembali ke rumah, dan dalam perjalanan pulang, tidak
henti-hentinya bercerita tentang sang penari hijau yang gemulai di langit.
Betapa beruntungnya saya, tidak harus menunggu lama untuk melihat secara jelas
dan nyata sang aurora yang selalu membuat saya terkesima dan takjub tiada tara.
Untuk mendapatkan aurora itu juga sangat tricky,
selain faktor cuaca, kekuatan magnetik matahari, lokasi dan waktu, faktor keberuntungan
juga sangat berperan. Fenomena alam ini tidak ada yang bisa mengontrol kapan
aurora akan muncul. Bahkan saat ini banyak paket tur yang menawarkan berbagai
macam jenis paket tur berburu aurora, dari yang harga 100 euro hingga ribuan
euro. Mereka akan membawa para turis atau pemburu aurora ke daerah strategis
untuk melihat aurora, tetapi itu juga tidak menjamin akan langsung bertemu
dengan buruannya, seperti yang pernah dijabarkan oleh teman saya.
Selain melihat aurora borealis di pantai Øynesfjære,
malam berikutnya sayapun menyaksikan sang aurora beraksi di gunung Aunfjellet.
Tetap dengan tarian yang mempesona serta diselingi warna-warna lain selain
hijau yang dominan.
Perjalanan kali ini membawa imajinasi saya terbang
tinggi bersama petualangan alam yang menawan di bumi utara Norwegia.
Dan suatu keberuntungan bagi saya yang selama dua hari
berturut-turut dapat menyaksikan tarian sang aurora di langit yang cerah. Dan
semua ini berkat teman-teman yang tinggal di Harstad, yang sangat mengetahui
lokasi ideal untuk menyaksikan aurora secara jelas.
Special Thanks to: Patty Thorbergsen,Cecilia Rønnevik, Winna Torvik, and Deby Loppies-Pedersen.
HAPPY TRAVELING....
1 comment:
Thanks for Info jangan lupa kunjungi website kami https://bit.ly/2NqTvIl
Post a Comment