Wednesday, 29 December 2021

Mengagumi Keindahan Gereja Bawah Tanah Saint-Jean, Prancis

 


Saya selalu bermimpi suatu hari nanti bisa mengunjungi Cappadocia dengan pemandangannya yang spektakuler. Tetapi dengan adanya pandemi Covid-19 ini membuat semua rencana berubah. Dan sayapun memutuskan mengelilingi sekitar tempat tinggal saya di Prancis yang juga tidak kalah indahnya.

Salah satu tempat yang menjadi incaran saya adalah Gereja Saint Jean di desa Aubeterre-sur-Dronne, wilayah Nouvelle Aquitaine, barat daya Prancis. Sekitar satu jam setengah perjalanan dengan mobil dari tempat tinggal saya di Cognac. 

Aubeterre-sur-Dronne merupakan salah satu desa terindah di Prancis sejak 1993. Sebagian keindahan desa ini terletak pada harta arsitekturnya, termasuk Chateau d'Aubeterre abad ke-11, dan Gereja Saint Jean yang spektakuler, merupakan salah satu gereja bawah tanah tertinggi di Eropa, juga dikenal sebagai gereja Monolitik, atau Eglise Monolithique, atau Gereja Troglodyte. 

 

Gereja Monolitik Bawah Tanah Saint-Jean diukir di tebing batu kapur pada abad ke-7 dan kemudian diperluas oleh para biarawan Benediktin pada abad ke-12.

Pekerjaan pada abad ke-12 dilakukan atas perintah Viscount Aubeterre, Pierre de Castillon, yang juga melakukan pekerjaan di gereja monolitik Saint Emilion. Dia melakukan pekerjaan itu setelah kembali dari perang salib dan menginginkan tempat yang cocok untuk menyimpan relik keagamaannya.

Kedua gereja tersebut terinspirasi oleh bangunan di Cappadocia di Turki di mana teknik menggali bangunan tersebut dari atas ke bawah.

Gereja ini memiliki panjang sekitar dua puluh tujuh meter dan lebar enam belas meter dan tingginya dua puluh meter pada titik tertingginya. Karena itu, ini adalah salah satu gereja bawah tanah tertinggi di Eropa. Gereja monolitik di Saint-Emilion di Gironde adalah yang terbesar di eropa tetapi gereja di Aubeterre-sur-Dronne lebih tinggi dari itu. 

Salah satu bagian tertua dari gereja adalah kolam pembaptisan di lantai gereja yang memiliki ukiran salib Yunani di bagian bawah.

 

 

Mendominasi apse adalah relikui batu besar yang meniru Makam Suci Yerusalem. Tingginya enam meter dan diukir dari satu balok batu. 

Peziarah akan datang ke gereja sebagai bagian dari 'Jalan Saint James' rute peziarah ke Katedral Santiago-de-Compostela di Spanyol. Mereka akan berdoa di depan relik keagamaan di relikui. 

Fitur lain yang mencolok dari gereja adalah nekropolis yang berisi sekitar 170 makam yang diukir di lantai batu dan masing-masing dengan kepala menunjuk ke Yerusalem. Ini adalah bagian awal dari gereja yang diukir pada abad ketujuh.

 



 

Di sisi gereja adalah tangga batu yang mengarah ke galeri berbentuk melengkung yang memungkinkan melihat pemandangan menakjubkan ke gereja.

Dulu Pernah ada pintu masuk dari atas ke galeri ini ,dan juga lorong menuju ke kastil, tetapi akhirnya ditutup karena bahaya longsor. Sebagian dinding yang bersebrangan dengan galeri memiliki tiga 'jendela' ke luar yang membiarkan cahaya alami masuk ke gereja. 

Gereja Saint-Jean adalah gereja paroki sampai 1794 ketika menjadi pabrik sendawa untuk memasok mesiu untuk revolusi. Kemudian menjadi kuburan yang akhirnya dihentikan karena alasan kesehatan masyarakat. Kemudian gereja ini tersembunyi selama bertahun-tahun oleh batu yang jatuh dan ditemukan kembali pada 1950-an.

 



Ketika saya masuk ke dalam ruangan besar dengan sebuah bangunan makam dan dua buah tiang besar yang langsung dipahat dari batu, serta tangga menuju ke setiap tingkat bangunan, sayapun sangat takjub akan kehebatan orang-orang pada masa itu yang menggalinya. Dan saya lebih mengagumi keindahannya ketika pemandangan dari atas ke galeri seluruh ruangan. Tetapi saat melihat satu ruangan yang penuh lubang-lubang bekas kuburan, sayapun tergidik… Untung saya tidak sendirian, ada beberapa turis lain yang juga mengagumi keindahan gereja bawah tanah ini. 

Gereja monolitik bawah tanah Saint-Jean buka sepanjang tahun kecuali untuk Hari Natal dan Hari Tahun Baru. Biayanya 5 euro untuk orang dewasa dan 2 euro untuk anak usia 2-12 tahun.

 

 

 HAPPY TRAVELING......