Andorra adalah
sebuah negara independen kecil yang bersinar seperti permata tertanam
di tengah-tengah Pegunungan Pyrénées, antara Perancis dan Spanyol.
Ini adalah negara terkecil no.6 di Eropa, yang memiliki luas 468 km2. Ibu
kota Andorra, Andorra la Vella, adalah ibu kota tertinggi di Eropa,
yang pada ketinggian 1023 m. Bahasa resmi Andorra adalah Catalan,
meskipun Spanyol dan Perancis juga umum digunakan.
Andorra
bukanlah anggota Uni Eropa dan untuk perjalanan ke Andorra tidak
diperlukan visa bagi warga negara Eropa. Bagi warga negara diluar
Eropa dapat mengajukan visa Schengen untuk mengunjungi Andorra,
dikarenakan negara ini tidak memiliki airport sendiri, sehingga harus
melalui jalan darat dari Spanyol atau Perancis. Penduduk negara
mungil ini hanya 8% dari luas wilayahnya, sedangkan 92% sisanya
adalah hutan, danau, sungai, dan pegunungan. Jumlah penduduk Andorra
juga hanya sekitar 84.000 jiwa (kira-kira hanya sepertiga jumlah
penduduk satu kecamatan di Jakarta).
Banyak jalur
dari Perancis yg menuju ke Andorra, salah satu yang paling saya suka
adalah jalan yang melewati Port Denvalira. Jalanan yang
berkelok-kelok naik-turun, menyuguhkan pemandangan puncak gunung yang
tertutup salju dan lembah-lembah yang indah dengan beberapa rumah yang saling berjauhan,
menjadi santapan manis sebelum sampai di Andorra la Vella.
Walaupun Andorra
adalah negara kecil, tetapi banyak hal yg ditawarkan, tempat ski
dengan pemandangan spektakuler, surga belanja bagi shopaholic, karena
negara ini tidak mengenakan pajak barang, sehingga harga jauh lebih
murah dari negara-negara lain di Eropa. Ketika kami berkeliling di kota
Andorra la Vella, ibu kota dengan penduduk tak sampai 23 ribu jiwa,
yang hanya dengan luas sekitar 30 km persegi, banyak toko-toko yang
mendominasi di kota ini. Paling banyak adalah toko-toko yang menjual
alat-alat elektronik kecil. Mulai dari smartphone, pc tablet, gadget
mainan, kipas angin, blender, kamera, dll. Serta toko baju,
tas-tas bermerek, jam tangan, perhiasan emas, sepatu, parfum, dll.
Walaupun lebih murah tetapi keaslian barangnyapun dijamin, serta
garansi yang diberikan bila membeli barang elektronik, adalah garansi
internasional.
Selain pusat
belanja, tak banyak yang ditawarkan di kota ini, dan kamipun akhirnya
menuju ke kota tua. Bangunan-bangunan yang terkenal di kota tua ini
adalah gereja Sant Esteve dan Casa de la Vall.
Gereja Sant
Esteve sudah berdiri sejak abad ke-11 dan telah mengalami perubahan
besar dalam abad ke-20. Casa de la Vall awalnya dibangun oleh
keluarga kaya sebagai hunian pada tahun 1580 lalu di beli oleh Dewan
Council pada 1702 dan sekarang menjadi gedung Parlemen Andorra.
Disamping gedung ini terdapat sebuah patung dan juga sebuah spanduk
kecil menerangkan sejarah singkat parlemen Andorra dalam bahasa
Inggris dan Spanyol. Gedung ini juga mempunyai halaman yang luas dan
dari sini kita dapat memandang lembah dan pegunungan hijau di
sekitarnya.
Pada hari kedua
kami menjelajahi desa Encamp dan La Massana. Suasana di kedua desa
ini sangat sepi, rumah-rumah dan bangunan terbuat dari bebatuan,
mungil, dan dihiasi bunga-bunga di depan jendela. Lalu kamipun
memarkir kendaraan di sebuah parkiran untuk melanjutkan hiking ke
danau d'Engolasters, yang terletak 1616 m diatas
permukaan laut.. Dari tempat parkiran hingga ke danau, jarak yang
harus kami tempuh sekitar 3,5 km. Sepanjang jalan kami dapat
menyaksikan pemandangan pegunungan dengan puncak berselimutkan salju,
tebing batu menghiasi permukaan gunung, dan lembah hijau dengan
pohon menjulang dari segala penjuru. Serta banyak aliran air yang
turun dari gunung, dan ada beberapa menjadi air terjun mungil. Dan di
lembah kita dapat melihat kota-kota kecil dan juga kota Casa de la
Vall. Kita beberapa kali berpapasan dengan keluarga yang hiking juga
ataupun orang-orang yang sedang jogging.
Sesampai
di danau d'Engolasters , pemandangan danau yang sejuk dan bening
dengan dikelilingi hutan yang hijau telah menghapuskan rasa lelah
selama berjam-jam hiking. Terdapat 2 restaurant di danau ini, kita
dapat mengelilingi danau ini ataupun melanjutkan perjalanan dengan
kuda menyusuri hutan di sekitarnya.
Setelah
puas menikmati pemandangan disekitar danau, kamipun turun dan
menlanjutkan jelajah ke desa sekitar Encamp.
Pada malam harinya kami menikmati suasana malam yang penuh dengan lampu serta suasana yang mendekati Natal.
Keesokkan
paginya sebelum meninggalkan Andorra, kami mengunjungi jembatan tua
La
Margineda. Setibanya kita di sini, tidak banyak yang dapat kami
nikmati, hanya sebuah jembatan tua, suasana sepi dan tidak ada
pemandangan lain yang menarik. Lalu kamipun melanjutkan perjalanan
menuju ke wilayah Perancis, dan sekali lagi kami berhenti di kota Pas de la Casa untuk berkeliling dan sekali lagi kota inipun penuh dihiasi dengan berbagai toko dan supermarket. Setelah puas berkeliling kitapun melanjutkan perjalanan sambil sekali-sekali berhenti untuk
menikmati pemandangan pegunungan yang diselimuti salju dan kita juga
melewati tempat-tempat bermain ski dengan gondola-gondola yang membawa
para pemain ski ke puncak gunung.
2 comments:
mengagumkan
@BELAJAR BAHASA Makasih udah berkunjung.... Iya ini negara kecil tapi indah krn terletak di pegunungan :)
Post a Comment