Wednesday, 27 January 2016

La Vallée Troglodytique des Goupillières






"In the shadow of the chateaux of the Loire, the life of the peasant cave-dwellers"


If you have been to chateaux de la Loire and admired the beauty of each castle and seen how the rich live, you should go and see this attraction and see how the really poor peasants lived. Three troglodyte farms, discovered in 1905 by Louis-Marie Chardon, when he was 10 years old when his father purchased some property for the family orchards. And he restored with lots of old farm implements and stuff to show how people lived in homes created from caves. The caves were originally quarries from which the soft tufa stone had been mined.


Inside Troglodyte home


The bed


Inside the underground refuge


Here we learn all about the daily life of the farmers who lived here from the Middle Ages through the 19th century and they had a very hard life. Meanwhile our children with their imaginations run free with reproductions of a cabin, fortress, and a witch’s house. And also a good place for them to see goats, geese, ducks, hens, pig and donkey.





Our children love to play with all the animal here





And to take a rest there is a place to dine at The Troglodyte Gourmand serving tartines, pancakes, drinks, and homemade ice cream, the taste really great.


The breads serve fresh from oven



The Price is reasonable, 6,50 euro for adult and 5,00 euro for children 5-17 years old.
Guided tours are only in French, but printed booklets in English describe the caves that were dug out by peasant farmers and builders during the Middle Ages.

Located about 5km outside of Azay le Rideau. There is a small posted sign for the turnoff, one that you would probably never see if you were traveling by car. So must see carefully the sign, like we did when we visited there by car from Bourges.




Sunday, 24 January 2016

Suatu Senja di Candi Muara Takus






Candi Muara Takus terletak di Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Riau. Candi Budha peninggalan Kerajaan Sriwijaya ini adalah tujuan akhir kami sebelum kembali ke Pekanbaru. 
Setelah perjalanan yang panjang dari Sumatera Barat, akhirnya kamipun mampir di candi yang serba bata merah ini. Candi ini dapat dicapai dari Pekanbaru sekitar 3 jam atau dari jalan lintas Riau-Sumatera yang seperti kami lakukan.



Ketika mobil mulai berbelok ke jalan kecil untuk menuju ke candi ini, suasana cukup sepi, dengan beberapa rumah serta hutan yang kami lewati. Tidak berapa lama kamipun sampai di kawasan candi Muara Takus, dari jauh yang terlihat adalah candi dengan warna merah bata yang cukup unik dan berbeda dengan candi-candi yang saya kenal selama ini, seperti candi Borobudur atau Prambanan.

Dan baru pertama kali inilah saya bertemu candi yang terbuat dari berbagai jenis batu, yaitu batu bata, batu pasir dan batu kali, tidak seperti candi umumnya yang terbuat dari batu andesit.

Dan tidak ada satupun tulisan atau bukti sejarah yang menunjukkan kapan candi ini dibangun, tetapi yang pasti candi ini dibangun pada masa kejayaan Sriwijaya pada abad VII-XII Masehi.



Candi Muara Takus pertama kali ditemukan pada tahun 1860 oleh seorang arkeolog Belanda, Cornet D Groot. Pada waktu itu di setiap sisi ia masih menemukan patung singa dalam posisi duduk. Saat ini patung-patung tersebut sudah tidak ada bekasnya. 

Kompleks candi Muara Takus terdiri dari beberapa bangunan utama, yaitu:


Candi Tuo

Candi Tuo atau candi Sulung berukuran 32,80 m x 21,80 m dan merupakan candi bangunan terbesar di antara bangunan yang lainnya di kompleks ini. Pada sisi sebelah timur dan barat terdapat tangga, yang menurut perkiraan aslinya dihiasi stupa, sedangkan pada bagian bawah dihiasi patung singa dalam posisi duduk. Bangunan ini mempunyai sisi 36 buah dan terdiri dari bagian kaki I, kaki II, tubuh dan puncak. Bagian puncaknya telah rusak dan batu-batunya telah banyak yang hilang. Walaupun besar namun candi ini tidak memiliki ruangan kosong di dalam candi.


Candi Tuo



Candi Mahligai

Candi Mahligai atau juga sering disebut stupa Mahligai adalah bagian candi yang paling mencolok dengan bentuk menara yang terbagi dari 3 bagian, yaitu kaki, badan dan kaki. Candi ini berdiri diatas sebuah pondasi bujur sangkar dengan ukuran 10,44 m x 10,60 m. Dan antara pondasi dan menara yang mirip phallus ini terdapat pondamen segidelapan/ atakoma.


Candi Mahligai

Candi Palangka

Candi yang terletak di sebelah timur Candi Mahligai ini terdiri dari batu bata merah yang tidak dicetak. Candi Palangka merupakan candi yang terkecil, relung-relung penyusunan batu tidak sama dengan dinding Candi Mahligai. Dulu sebelum dipugar bagian kakinya terbenam sekitar satu meter. Candi Palangka mulai dipugar pada tahun 1987 dan selesai pada tahun 1989. Pemugaran dilaksanakan hanya pada bagian kaki dan tubuh candi, karena bagian puncaknya yang masih ditemukan pada tahun 1860 sudah tidak ada lagi. Di bagian sebelah utara terdapat tangga yang telah rusak, sehingga tidak dapat diketahui bentuk aslinya. Kaki candi berbentuk segi delapan dengan sudut banyak.



Candi Bungsu

Candi Bungsu terletak di sebelah barat candi Mahligai, dengan bentuk seperti candi Sulung. Bangunannya terbuat dari dua jenis batu, yaitu batu pasir (tuff) terdapat pada bagian depan, sedangkan batu bata terdapat pada bagian belakang. Pemugaran candi ini dimulai tahun 1988 dan selesai dikerjakan tahun 1990. Melalui pemugaran tersebut candi ini dikembalikan ke bentuk aslinya, yaitu empat persegi panjang dengan ukuran 7,50 m x 16,28 m. Bagian puncak tidak dapat dipugar, karena tidak diketahui bentuk sebenarnya.


 Candi Bungsu


Setelah berkeliling dan menikmati tiap lekuk dan sudut kompleks candi Muara Takus, ada rasa sedih karena beberapa bagian dari bangunan ini telah hilang tidak berbekas, dan juga rasa bangga bahwa Indonesia mempunyai berbagai jenis candi dengan bahan pembuatan yang berbeda-beda.

Dan sebelum hari menjadi gelap, kamipun kembali menuju ke Pekanbaru yang akan memakan waktu 3 jam perjalanan.





Monday, 11 January 2016

Loire Valley, Sungai 1001 Château Bag.II







Loire Valley nan cantik yang dipenuhi dengan chateau/kastil bak dalam negeri dongeng, sungguh suatu tempat yang tidak akan terlupakan.



Setelah dari châteauChambord, château Blois, château Amboise, kali ini perjalanan kita ke château Chenonceau, yang dikenal sebagai château des dames (kastil para wanita). Kastil yang dibangun diatas sungai Cher ini memperlihatkan keindahannya bak putri raja, betapa tidak? Sentuhan feminin dan elegance dalam château ini sangat terasa, dan terutama yang menempati château ini adalah para wanita.



Château Chenonceau dibangun pada tahun 1513 oleh Katherine Briçonnet, lalu diperbaharui oleh Diane de Poitiers dan Catherine de Medici, terselamatkan dari penghancuran saat Revolusi Perancis oleh Dupin.



Setelah membeli tiket dengan harga 8.00 euro, kamipun masuk ke gerbang utama, dan melewati taman Diane de Poitier yang berbentuk segi delapan dengan luas 12.000 m2 di sebalah kir,i dan disebelah kanan adalah taman Catherine de Medici, lalu pemandangan chateaupun di depan mata. Château yang dibangun diatas sungai ini, awalnya adalah sebuah benteng keluarga Marques yang berdiri diatas tanah lumpur yang terhubung ke tepi sungai oleh sebuah jembatan dan pabrik pengolahan gandum. Kemudian keluarga Marques terlilit hutang dan menjual kastil dan tanahnya ke Thomas Bohier. Lalu Thomas Bohier dan istrinya Katherine Briçonnet merubuhkan benteng dan pabrik pengolahan gandum dengan hanya menyisakan sebuah menara sebagai penghormatan bagi keluarga Marques, dan membangun château dengan gaya renaissance. Setelah kematian Thomas Bohier dan istrinya, château inipun diambil oleh François I, dan Ketika anaknya Henry II naik tahta pada tahun 1547, ia menghadiahkan château Chenonceau kepada selirnya, Diane de Poitiers yang lebih tua 19 tahun, walaupun Henry II menikah dengan Catherine de Medici, tetapi pengaruh Diane de Poitiers begitu kuat, hingga mahkota kerajaan diberikan ke selirnya. Diane de Poitierspun merenovasi château dan membangun taman bunga yang indah. Setelah kematian Henry II, Catherine de Medicipun membalas Diane de Poitiers, dengan mengambil kembali château Chenonceau dan mahkota, dan Diane de Poitiers dipindahkan ke château Chaumont.





 
Ketika kami masuk ke dalam château, terdapat lorong panjang yang terbagi ke 4 arah dengan masing-masing ruangannya. Di lantai dasar terdapat sebuah kapel, ruang Diane de Poitiers dan kantor kerja Catherine de Medici lengkap dengan perpustakaanya, diujung lorong terhampar galeri yang berdiri diatas sungai Cher. Di lantai dasar juga terdapat kamar tidur dan lounge François Louis XIV, serta dapur kerajaan dengan ruang makan. Pada lantai pertama terdapat kamar dengan nama 'five Queens' (lima ratu), yang didedikasikan untuk mengenang dua anak perempuan Catherine de Medici, yaitu: Ratu Margot (istri Henri IV), Elisabeth of France (istri Philippe II dari Spanyol).

Dan tiga menantunya, yaitu: Mary Stuart (istri François II), Elisabeth of Austria (istri Charles IX), dan Louise of Lorraine (istri Henri III).

Selain kamar lima ratu juga terdapat kamar tidur Catherine de Medici, kamar tidur Cecar de Vendome, kamar tidur Gabriel d'Estrées dan kamar tidur Louise of Lorraine dengan dekorasi serba hitam dan gelap sebagai tanda berkabung akan kematian raja Henri III.



 Lorong Galeri


kamar tidur Diane de Poitiers



Kamar tidur Five Queens



Kamar tidur Catherine de Medici


kamar tidur Gabriel d'Estrées

 
Château ini tidak hanya memiliki arsitektur yang luar biasa dan sejarah, tetapi juga kaya akan koleksinya; furnitur renaissance, permadani dari abad ke-16 dan 17, serta koleksi lukisan para master seperti; Rubens, Tintoretto, Rigaud, Nattier, dan Van Loo.

Selama di dalam château Chenonceau ini saya sangat menikmati tiap ruangan dengan berbagai koleksi lukisan dan perabotan khas kerajaan yang masih terpelihara dengan baik.



Selain mengagumi château dan koleksinya, saya juga menikmati taman Diane de Poitier dan taman Catherine de Medici yang kaya akan koleksi berbagai macam jenis bunga. Selain kedua taman tersebut terdapat sebuah taman sayuran, dan museum wax dengan koleksi wax raja dan ratu lengkap dengan busana khas kerajaan.



Taman Diane de Poitier


Museum Wax


Château Chaumont



Setelah dari château Chenonceau, mari kita lanjut ke château Chaumont, château yang terletak di tepian sungai Loire ini berbentuk sangat indah, bak istana dalam negeri dongeng.

Château Chaumont berasal dari kata Chauve Mont atau Bald Hill (bukit botak), lalu berubah menjadi Chaud Mont atau Hot Hill (bukit panas). Kastil ini telah berdiri sejak awal abad pertengahan dan dmiliki oleh Gelduin, lalu diwariskan ke anak perempuannya Claire setelah ia melahirkana anak laki-laki dengan nama Geoffroi. Tetapi Geoffroi yang mempunyai wajah cantik daripada tampan tidak pernah menikah hingga akhir hayatnya.



Kastil yang awalnya dibangun dari kayu ini dihancurkan oleh Louis XI pada tahun 1465 sebagai hukuman atas pemberontakkan Pierre d'Amboise. Lalu dibangun kembali oleh Charles I d'Amboise dengan gaya renaissance yang tampak sekarang ini, tetapi pada masa itu chateau ini lebih diperuntukkan untuk militer. 
Pada tahun 1560 setelah kematian Henri II, Catherine de' Medici membeli kastil ini, dan terjadi beberapa perubahan di dalam kastil. Pada masa kepemilikan Catherine de Medici, kastil ini pernah menjadi tempat tinggal Cosimi Ruggieri, seorang astrologi yang juga dipercaya sebagai penyihir. Dikatakan bahwa Ruggieri setiap bulan purnama dapat melihat keluarga kerajaan dari cermin dan juga dapat meramal berapa lama masa jabatan raja. Karena keterlibatannya dalam politik dan intrik kerajaan, akhirnya ia di jatuhi hukuman penjara dengan tuduhan sebagai penyihir yang melawan Henri IV.



Lalu kastil inipun ditawarkan ke Diane de Poitiers, selir Henri II sebagai pertukaran dengan chateau Chenonceau. Tetapi Diane hanya tinggal sebentar di kastil ini.

Setelah beberapa kali pindah tangan pada abad ke-19 menara bagian utara dihancurkan untuk lebih leluasa melihat pemandangan ke sungai la Loire dan taman. 
Dan pada tahun 1938, setelah Broglies pemilik Chaumont jatuh bangkrut, akhirnya kastil ini dibeli oleh negara dan dibuka untuk umum.



Untuk masuk ke dalam château ini, para pengunjung akan melewati jembatan kayu yang dapat diangkat dan diturunkan, dan diatas gerbang pintu masuk terdapat lambang Charles II. Dan di dalam château terdapat tempat tidur Diane de Poitiers, tempat tidur Ruggierie, ruang council, ruang serba guna, ruang makan, Ruang billiard, kapel, dan masih banyak ruangan lainnya yang tidak bisa dikunjungi oleh turis.






Ruang Billiard



Selain ruangan-ruangan di dalam château, para pengunjungpun dapat menikmati taman hutan yang luas serta terdapat sebuah kandang kuda berikut dengan ruang pelana yang tertata indah.


 Bangunan kandang kuda







Pada saat musim panas, para pengunjung dapat menikmati pameran yang selalu diadakan di château Chaumont ini. Dan pada saat kunjungan kami, sedang berlangsung pameran lukisan, baik di dalam château maupun di taman.









Selanjutnya kita akan menuju ke château Azay-le-Rideau.....





Wednesday, 6 January 2016

Antara Airbnb Dan Booking dot com



Bagi para traveller atau yang sering jalan-jalan dengan membuat itinerary sendiri pasti sudah paham tentang reservasi hotel lewat internet. Dan ada begitu banyak situs hotel online yang ditawarkan di dunia maya.



Salah satunya yang sering kami pergunakan selama ini adalah Booking dot com, dimana hotel atau bahkan apartemen hotel yang ditawarkan begitu beragam, dari harga selangit hingga dompet backpacker. Selama kami menggunakan situs ini, tidak pernah ada masalah, baik dalam pembayaran maupun dalam check in. Dan satu yang saya suka dari Booking dot com adalah pembayarannya setelah tamu check in. 
Dan salah satu apartemen hotel yang pernah kami gunakan adalah 'Apartments Bridgestreet Le Marais'.



 Apartments Bridgestreet Le Marais di Paris yg kami reservasi dr Booking.com
 



Nah kali ini ketika kami mengunjungi Paris, kamipun mencoba reservasi di Airbnb.

Antara Airbnb dan Booking dot com tidaklah sama.
Airbnb adalah sebuah online market bagi orang-orang yang ingin menyewa dan menyewakan kamar pribadi, apartemen, ataupun rumahnya. Rata-rata mereka menyewakan rumahnya secara harian seperti kamar hotel. Bagi pemilik kamar, apartemen ataupun rumah, ini bisa jadi penghasilan tambahan. Dan bagi penyewa ini bisa menjadi salah satu alternatif untuk mendapatkan harga lebih murah dibanding hotel dengan lokasi yang sama dan juga bisa merasakan pengalaman kehidupan orang lokal.



Saya sering ditanya manakah yang lebih baik dan lebih murah? Menurut saya semua tergantung tempat dan juga negara. Bila negara atau kota yang dikunjungi adalah negara yang mahal seperti di Eropa, maka Airbnb recomended banget, karena hotel-hotel di negara Eropa lumayan mahal, termasuk Singapura yang terletak di Asia Tenggara. 
Nah bagi negara-negara Asia seperti Vietnam, Thailandn atau Malaysia, akomodasi hotelnya sudah cukup murah. Rata-rata akomodasi Airbnb punya fasilitas memasak seperti dapur, mesin cuci serta lebih luas dibandingkan kamar hotel, jadi cukup menghemat dibandingkan makan di restaurant, apalagi bila tinggal hingga seminggu. Tetapi di Booking dot com terdapat juga apartemen hotel dengan fasilitas dapur, mesin cuci, dan juga luas.



Bagi teman-teman yang ingin reservasi Airbnb ataupun Booking dot com, untuk bisa dapatkan tempat yang diinginkan dan tidak kecewa, harap baca setiap komen penyewa yang sudah pernah menggunakannya, apakah lebih banyak yang positif atau negatif.



Kelebihan Booking dot com adalah bayar belakangan, yaitu pada pada saat check in, sedangkan Airbnb diharuskan bayar duluan. Jadi kalau jadwal belum pasti atau berubah itinerary, cukup risky juga.



Dan kelebihan Airbnb adalah saat teman-teman kita membuat account di Airbnb atas undangan kita, maka kita akan mendapatkan kredit dengan jumlah sekian, dan kredit itu akan langsung dipotong saat kita reservasi hotel, kamar atau apartemen. Jadi dari total harga hotel sekian, kita akan dapat diskon sebesar kredit yang kita dapat, lumayan bukan? Dan kredit itu berlaku disemua negara di dunia.



Dan inilah penampakkan tempat kami menginap di Paris dengan 2 anak kami. kami menginap di 'Charming Studio with view on park' yang kami reservasi lewat AirBnB, apartemen cozy, bersih, dan fasilitas lengkap layaknya seperti dirumah sendiri. 





 
'Charming Studio with view on park' di Paris yg kami reservasi dr Airbnb




Jadi bagaimana menurut kalian? Mana yang lebih menarik bagi anda? Bila ada yang ingin ditanyakan, silahkan tinggalkan komentar di kolom komentar ya.... 

Salam Travelling....




Friday, 1 January 2016

Keliling Paris Murah Meriah







Musim dingin seperti sekarang ini, banyak turis yang datang ke paris dikarenakan dekorasi Natal dan Akhir tahun yang meriah serta juga biaya pesawat dan hotel yang lebih murah.
Salah satu tempat dengan dekorasi yang mewah adalah sepanjang jalan Champs-Elysees, dan tentu saja pertokoan mewahpun banyak diserbu para turis.

Dengan cuaca yang cukup dingin ini, banyak turis yang agak malas jalan menyusuri jalanan di Paris, dan biasanya para turis hop on hop dengan naik sighseeing bus dengan harga 16 euro hingga 50 euro, tergantung rutenya.

Nah terdapat sebuah alternatif tur murah dengan bus umum No. 42, yang dapat dikatakan sebagai sighseeing tur. Karena bus umum ini mempunyai rute yang menakjubkan, melewati tempat-tempat wisata yang biasa didatangi para turis, seperti : Galeries Lafayette, Madelein, Place de la Concorde, Champs-Elysees, Menara Eiffel, hingga ke area high end butik Avenue Montaigne. Saat kami berkunjung ke museum Quai Branly yang tidak jauh dari menara Eiffel, bus inipun melewatinya dan terdapat halte di dekat museum. Dan harga sekali naik bus ini 1.70 euro. 





 

Bus no.42 ini dimulai dari Gare du Nord (tidak jauh dari area Moulin Rouge) dan berakhirnya di Georges Pompidou. Jadi bagi teman-teman yang datang dari Belanda atau Belgia dengan kereta Thalys, ataupun dari daerah lain, dan berhenti di stasiun kereta Paris Nord (gare du Nord), maka akan sangat mudah menemukan terminal bus ini, ikuti aja papan penunjuk jalan ke terminal bus, yang masih dalam wilayah stasiun kereta.

Tiket bus ini dapat dibeli di mesin otomatis atau kios metro (Mobilis 1-2 yang juga untuk naik metro), dan sebelum naik ke dalam bus, harap di verifikasi dulu supaya bila pengecekkan di dalam bus jangan sampai kena denda yang besar.


Semoga berguna buat teman-teman yang melakukan perjalanan ke Paris, dan ini beberapa tempat menarik di Kota Sejuta Cahaya.