Candi
Muara Takus terletak di Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar,
Riau. Candi
Budha peninggalan Kerajaan Sriwijaya ini adalah tujuan akhir kami
sebelum kembali ke Pekanbaru.
Setelah perjalanan yang panjang dari Sumatera Barat, akhirnya kamipun mampir di candi yang serba bata merah ini. Candi ini dapat dicapai dari Pekanbaru sekitar 3 jam atau dari jalan lintas Riau-Sumatera yang seperti kami lakukan.
Setelah perjalanan yang panjang dari Sumatera Barat, akhirnya kamipun mampir di candi yang serba bata merah ini. Candi ini dapat dicapai dari Pekanbaru sekitar 3 jam atau dari jalan lintas Riau-Sumatera yang seperti kami lakukan.
Ketika
mobil mulai berbelok ke jalan kecil untuk menuju ke candi ini,
suasana cukup sepi, dengan beberapa rumah serta hutan yang kami
lewati. Tidak berapa lama kamipun sampai di kawasan candi Muara Takus, dari
jauh yang terlihat adalah candi dengan warna merah bata yang cukup
unik dan berbeda dengan candi-candi yang saya kenal selama ini,
seperti candi Borobudur atau Prambanan.
Dan
baru pertama kali inilah saya bertemu candi yang terbuat dari
berbagai jenis batu, yaitu batu bata, batu pasir dan batu kali, tidak
seperti candi umumnya yang terbuat dari batu andesit.
Dan
tidak ada satupun tulisan atau bukti sejarah yang menunjukkan kapan
candi ini dibangun, tetapi yang pasti candi ini dibangun pada masa
kejayaan Sriwijaya pada abad VII-XII Masehi.
Candi
Muara Takus pertama kali ditemukan pada tahun 1860 oleh seorang
arkeolog Belanda, Cornet D Groot. Pada waktu itu di
setiap sisi ia masih menemukan patung singa dalam posisi duduk. Saat
ini patung-patung tersebut sudah tidak ada bekasnya.
Kompleks
candi Muara Takus terdiri dari beberapa bangunan utama, yaitu:
Candi
Tuo
Candi
Tuo atau candi Sulung berukuran 32,80 m x 21,80 m dan merupakan candi
bangunan terbesar di antara bangunan yang lainnya di kompleks ini.
Pada sisi sebelah timur dan barat terdapat tangga, yang menurut
perkiraan aslinya dihiasi stupa, sedangkan pada bagian bawah dihiasi
patung singa dalam posisi duduk. Bangunan ini mempunyai sisi 36 buah
dan terdiri dari bagian kaki I, kaki II, tubuh dan puncak. Bagian
puncaknya telah rusak dan batu-batunya telah banyak yang hilang.
Walaupun besar namun candi ini tidak memiliki ruangan kosong di dalam
candi.
Candi Tuo
Candi
Mahligai
Candi
Mahligai atau juga sering disebut stupa Mahligai adalah bagian candi
yang paling mencolok dengan bentuk menara yang terbagi dari 3 bagian,
yaitu kaki, badan dan kaki. Candi ini berdiri diatas sebuah pondasi
bujur sangkar dengan ukuran 10,44 m x 10,60 m. Dan
antara pondasi dan menara yang mirip phallus ini terdapat pondamen
segidelapan/ atakoma.
Candi Mahligai
Candi Palangka
Candi yang terletak di
sebelah timur Candi Mahligai ini terdiri dari batu bata merah yang
tidak dicetak. Candi Palangka merupakan candi yang terkecil,
relung-relung penyusunan batu tidak sama dengan dinding Candi
Mahligai. Dulu sebelum dipugar bagian kakinya terbenam sekitar satu
meter. Candi Palangka mulai dipugar pada tahun 1987 dan selesai pada
tahun 1989. Pemugaran dilaksanakan hanya pada bagian kaki dan tubuh
candi, karena bagian puncaknya yang masih ditemukan pada tahun 1860
sudah tidak ada lagi. Di bagian sebelah utara terdapat tangga yang
telah rusak, sehingga tidak dapat diketahui bentuk aslinya. Kaki
candi berbentuk segi delapan dengan sudut banyak.
Candi Bungsu
Candi Bungsu terletak di
sebelah barat candi Mahligai, dengan bentuk seperti candi Sulung.
Bangunannya terbuat dari dua jenis batu, yaitu batu pasir (tuff)
terdapat pada bagian depan, sedangkan batu bata terdapat pada bagian
belakang. Pemugaran candi ini dimulai tahun 1988 dan selesai
dikerjakan tahun 1990. Melalui pemugaran tersebut candi ini
dikembalikan ke bentuk aslinya, yaitu empat persegi panjang dengan
ukuran 7,50 m x 16,28 m. Bagian puncak tidak dapat dipugar, karena
tidak diketahui bentuk sebenarnya.
Candi Bungsu
Setelah berkeliling dan
menikmati tiap lekuk dan sudut kompleks candi Muara Takus, ada rasa
sedih karena beberapa bagian dari bangunan ini telah hilang tidak
berbekas, dan juga rasa bangga bahwa Indonesia mempunyai berbagai jenis
candi dengan bahan pembuatan yang berbeda-beda.
Dan sebelum hari menjadi
gelap, kamipun kembali menuju ke Pekanbaru yang akan memakan waktu 3
jam perjalanan.
2 comments:
info yang menarik
@BELAJAR BAHASA Terima kasih sudah mampir dan senang bisa memberi info tentang candi Muara Takus ini :)
Post a Comment