Paris, yang terkenal sebagai kota mode, kota romantis dan
kota sejuta cahaya, siapa yang tidak kenal kota ini? Tetapi dibalik gemerlap
dan keindahan kota ini terdapat juga sisi lain yang cukup menyeramkan, yaitu
sebuah pemakanan bawah tanah yang berlokasi tepat dibawah kota Paris, tepatnya
di sebelah selatan Paris.
Sejarah catacombes dimulai ketika akhir abad ke-17, ketika
jumlah pemakaman di kota Paris tak memadai lagi. Adalah ide Alexandre Leonir,
Letnan Jenderal Polisi untuk menjadikan gua-gua dan terowongan bawah tanah yang
merupakan sisa-sisa dari pertambangan batu sebagai pemakaman. Tahun 1786,
penggalian dan pemindahan pemakaman dari seluruh Paris dimulai pindah ke
catacombes de Paris. Bahkan,
korban kerusuhan tahun 1788 di Paris juga dikuburkan di sana. Dan setelah itu,
kota Parispun menyediakan areal pemakaman baru yang semuanya berada dipinggiran
kota Paris, dua diantaranya adalah Pére Lanchaise Cemetety dan Montmartre
Cemetery, yang juga menjadi daya Tarik wisata tersendiri.
Sejak dibuka pada tahun 1874, Catacombes de Paris tak hanya menjadi salah satu atraksi wisata yang menarik (dan juga menyeramkan), namun menjadi salah satu tempat paling terkenal di Paris. Pemakaman yang memiliki nama resmi l'Ossuarie Municipal ini pernah ditutup untuk umum pada bulan September 2009 karena insiden vandalism, dan dibuka kembali tanggal 19 Desember pada tahun yang sama.
Catacombes ini menampung kira-kira 6 juta jasad manusia (lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah penduduk yang berdiam di atasnya) yang terkubur di gua dan labirin sepanjang 300 km, tetapi yang dibuka untuk wisatawan hanya sekitar 2 km. Karena lokasinya yang berada tepat di bawah kota menyebabkan dilarangnya pembangunan gedung-gedung tinggi diatasnya.
Saat kaki menginjak ke
bagian loket, terlihat antrian yang cukup panjang. Ah rupanya banyak juga peminat
Catacombes saat musim gugur yang cukup dingin ini. Turis yang masuk ke Catacombes
dibatasi 200 orang sekali masuk. Tidak terdapat toilet, maupun penitipan barang
di wisata ini, jadi sebaiknya jangan membawa tas besar saat mengunjungi Catacombes.
Dan tour ini juga tidak disarankan bagi penderita ashma, orang-orang yang punya
penyakit jantung dan anak kecil. Dan karena demi keamanan, tidak diperkenankan
membawa tas besar atau tas punggung ukuran besar.
Setelah tiket ditangan,
kakipun mulai berjalan masuk ke dalam Catacombes, dan sayapun menuruni anak
tangga yang melingkar secara vertical dengan jumlah 130 anak tangga. Tidak ada
lift, jadi tour ini tidak cocok bagi penyandang disability. Setelah menuruni
anak tangga yang curam, sayapun sampai di sebuah ruangan dimana terdapat banyak
info tentang pembangunan Catacombs ini dan juga ditemukannya banyak fosil
kerang dan fosil lainnya saat penggalian. Lalu sayapun lanjut berjalan naik
tangga sebanyak 83 anak tangga, dan dilanjutkan menyusuri lorong yang cukup
panjang dan berkelok-kelok yang diterangi lampu remang-remang.
Rasanya tidak ada
akhirnya jalan di lorong ini.... Dan akhirnya sampailah saya di pemeriksaan
sebelum masuk ke lorong dengan koleksi tulang belulang manusia. Dan di tempat pemeriksaan
ini, petugas meminta wisatawan yang membawa tas punggung untuk meletakkan
tasnya di dada, agar tas punggung tidak merusak tulang belulang yang tersusun
rapi di dinding lorong.
Saat menyusuri lorong
dengan koleksi tengkorak dan tulang belulang manusia yang tersusun rapi, ada
rasa ngeri dan cukup menakutkan juga, untunglah saya tidak sendiri, terdapat
turis lain yang jalan bersama-sama. Setiap blok sususan tulang belulang selalu
terdapat informasi dari pemakaman mana dan tahun berapa. Ada yang dari tahun
1787, 1859. Dan penyusunan tulang-tulang itupun sangat apik dan ditata dengan
rapi, tidak terlihat tulang-tulang yang berantakan.
Walau dalam lorong yang
dipenuhi dengan tulang belulang dengan hanya diterangi lampu remang-remang,
beberapa turis malah asyik berselfie ria dengan latar belakang tengkorak
manusia. Saat saya sedang asyik menjepret beberapa tengkorak yang tersusun rapi
itu, tiba-tiba saya tinggal sendirian, tidak ada turis lain. Dada inipun
berdetak kencang dan keheningan mulai merayap, dan saat itu juga sayapun ngacir
dan mengejar turis lain yang sudah di depan.
Beberapa lorong dan labirin tidak dibuka umum
Dan sebelum diakhir
perjalanan, saya ingin memfoto tengkorak terakhir dengan kamera HP (saya
selalu pakai kamera DSLR selama dalam Catacombes), tiba-tiba dilayar HP yang tadinya berwarna,
berubah menjadi hitam putih, saya atur settingan ke berwarna, tampilan di layar
tetap hitam putih, setelah di jepret, hasilnya tetap hitam putih. Saya pikir mungkin HP saya sudah rusak.
Akhirnya sayapun
berjalan keluar dan menuju ke tangga naik melingkar yang cukup curam untuk keluar
dari Catacombes. Setelah saya keluar dan berdiri di jalan, sayapun buka kamera HP saya
untuk melihat kenapa tidak berwarna, dan sayapun kaget, ternyata HP saya
baik-baik saja dan tetap berwarna seperti biasanya. Ahhhh… Syukurlah ternyata
tidak usah membeli HP baru, masih tetap berfungsi….. Tetapi kenapa tidak
berwarna saat jepret sang tengkorak yah?
Apapun masalahnya si HP, yang penting saya sudah masuk ke Catacombes deh…. Dan saat diluar, terlihat
deretan apartemen, toko-toko dan hotel yang berdiri
dengan kokoh, tidak ada kesan bahwa dibawahnya terdapat jutaan jasad manusia
yang terkubur di sana.
Hasil jepretan dengan HP
Setelah menyebrang
jalan, sayapun masuk ke sebuah toko souvenir, dan mata sayapun menangkap sebuah
tulisan di gelas mug, “Keep Calm and Remember You Will Die”. Sebuah pesan yang
cukup mengingatkan saya, bahwa suatu hari sayapun akan menjadi seperti tulang belulang
yang di Catacombes itu.
Alamat Catacombes de
Paris : 1, Avenue de Colonel Henri Rol-Tanguy (place Denfert-Rochereau), 75014
Paris
Transportasi :
Métro line 4 dan 6, RER
line B : Denfert-Rochereau station
Bus : jalur /
line 38 ; 68
Jam buka :
Selasa – minggu, pkl
10.00-17.00
Harga Tiket:
Dewasa : 12 euro
14-26 tahun : 10 euro
< 13 tahun : gratis
Sewa audio guide : 5
euro (Bahasa Inggris, Perancis, atau Spanyol)
HAPPY TRAVELING.......