Wednesday, 26 April 2017

Le Marais, Pusat Hunian Aristokrat Perancis







Le Marais adalah sebuah distrik di kota Paris, yang terletak di arrondisements 3 dan 4. Sebuah distrik dengan sejarah panjang para aristrokrat yang memukau. Dan daerah ini sering disebut sebagai kota tua Paris.

Banyak traveler sering bertanya ketika akan datang ke Paris, enaknya nginap di mana, hotel apa, dll. Terdapat beberapa jawaban untuk pertanyaan tersebut, berapa budgetnya, mau hotel besar atau kecil, dekat sungai Seine, atau di jalanan sempit Montmartre, dll. Semuanya kembali ke selera masing-masing. Tetapi satu hal yang pasti, anda tidak bisa melewatkan Le Marais bila berkunjung ke Paris. Sebuah wilayah dengan jalanan besar dan kecil yang hidup dengan deretan bar, restoran, café, hotel, butik kelas atas dan menengah, toko roti tradisional, toko-toko trendi, galeri seni, museum, dan rumah-rumah bangsawan zaman dulu dengan tamannya yang indah. Semuanya berdesakan dalam satu area. 














Le Marais merupakan area yang paling dekat yang dapat kita temukan suasana abad pertengahan di kota Paris. Banyak bangunan tua para bangsawan yang masih terpelihara dengan baik. Jalanan berbatu yang saling terhubung bagaikan sebuah labirin, dan taman-taman yang indah. Sebuah wilayah yang kaya dengan mansion raja, pangeran, bangsawan serta orang-orang berpengaruh pada masa itu. 


Tetapi ketika pecah revolusi, banyak bangsawan pindah dan meninggalkan area ini, dan akhirnya Le Marais-pun terbengkalai, sehingga menjadi hunian para gypsi dan kaum miskin. Karena menjadi wilayah kumuh dan kotor, maka Napoleon dan Haussman meratakan wilayah ini dan membangun kembali sebuah kota baru dengan jalanan besar, bangunan-bangunan yang tinggi. Karena banyak menghabiskan uang negara, maka proyek ini dikritik dan dihentikan. Sehingga masih banyak bangunan bangsawan yang terhindar dari penghancuran. Hari ini kita masih tetap bisa merasakan kehidupan para aristokrat dengan bangunan mewah dan taman-taman gaya Perancis yang indah. 


Untuk sampai di area Le Marais, saya naik metro line 1 dan turun di Saint paul. 


Dan tempat-tempat menarik di Marais adalah:


Hôtel de Sully (dalam bahasa Perancis kata ‘hôtel’ berarti rumah hunian), dibangun dari tahun 1625 dekat Place Royal (sekarang Place des Vosges). Townhouse ini perupakan pengembangan dari raja Henry IV dari Perancis, dan diawasi oleh Maximilien de Béthune, Duke of Sully (1559-1641). Duke of Sully membeli tempat ini pada tahun 1634 dan tinggal di sana dengan keluarganya hingga abad ke-18. 


Kemudian akhirnya bangunan ini dibeli oleh negara dan di renovasi pada tahun 1650an, lalu menjadi Center des Monuments Nationaux sejak 1967. Adapun bangunan ini terhubung hingga ke place des Vosges.
 












Place des Vosges, sebuah taman dari abad ke-17 dengan nama Place Royal. Dan kini menjadi taman publik dengan berbagai tempat bermain anak-anak dan tempat bersantai bagi keluarga.






  
Hôtel de Sens, dengan gaya bangunan ala château de la Loire, merupakan salah satu dari beberapa sisa-sisa rumah sipil abad pertengahan di Paris, dan salah satu rumah yang paling indah di kota. Hari ini hotel de Sens menjadi bibliothéque/ perpustakaan Forney.






Museum Carnavalet, dibangun pada tahun 1560, museum ini di kelilingi oleh dua mansion yaitu hôtel Carnavalet dan hôtel le Peletier de Saint Fargeau. Adapun museum ini menyimpan cerita tentang sejarah kota Paris. Keindahan dari museum ini adalah tamannya yang indah, mengingatkan saya akan sebuah taman di film Alice in Wonderland versi mininya. 


 Musée de Carnavalet (net)


Hotel de Lamoignon, adalah ciri khas sebuah hunian dengan bangunan yang besar pada abad pertengahan, sejak tahun 1969 menjadi Bibliotheque historique de la ville de Paris (perpustakaan sejarah kota Paris). Hotel de Lamoignon dibangun pada tahun 1584 dengan gaya renaissance.








Hôtel de Soubise, dibangun pada tahun 1371 oleh Olivier de Clisson, lalu di design ulang oleh Alexis Delamair pada tahun 1705-1708 untuk François, pangeran Soubise dan istrinya Anne de Rohan-Chabot. Hotel de Soubise masuk dalam arsip nasional sebagai salah satu bangunan kelas terbaik, yang mempresentasikan sebagai seni batu terbaik. Intetrior bangunan yang indah, dengan ruang tidur putri yang cantik, lorong-lorong yang indah dengan dekorasi yang mewah. Tetapi sayang saya tidak sempat masuk karena sudah jam tutup kunjungan. Untungnya saya masih sempat mengunjungi taman yang begitu asri. Adapun hotel de Soubise ini dikelilingi beberapa bangunan bangsawan lainnya, seperti: Hotel d’Assy, hotel de Breteuil, Caran, dan lain-lain.

Sebelah barat dari hotel de Soubise, terdapat pintu gerbang Clisson, sisa dari bekas kediaman Olivier de Clisson. Ini adalah contoh yang paling indah dari arsitektur domestik abad pertengahan di Paris.








Dan masih banyak lagi bangunan abad pertengahan yang begitu indah yang dapat kita temukan di wilayah Le Marais ini. Selain bangunan-bangunan abad pertengahan, di wilayah ini terdapat begitu banyak galeri seni, dan di Place de Vosges, terdapat maison de Victor Hugo, tempat tinggal dari penulis legendaris Victor Hugo. Bila anda pecinta seni Picasso, maka museum Picasso dapat menjadi salah satu pilihan anda. Selain bangunan hunian sipil, bangunan gereja dengan arsitektur yang indahpun dapat kita nikmati di sini.


 Église Saint-Paul-Saint-Louis



 Interior gereja



 Galeri seni

 Lorong di Place de Vosges

 Temple du Marais











Selama saya jalan-jalan di distrik yang kini banyak dihuni oleh warga Yahudi, saya sangat menikmati setiap gang-gang dengan jalanan berbatu, pertokoan dan juga menikmati Falafel, sandwitch khas Yahudi. Dan di salah satu butik lokal, sayapun menemukan uang Rupiah di dinding mereka.





 

 Falafel Pita Parguit



Rupiah diantara uang negara2 lain



Jadi bila teman-teman travelers mampir ke Paris, jangan lupa mengunjungi Le Marais, hunian para aristokrat Perancis yang indah.



HAPPY TRAVELING....