Kami
menginap di kota Interlaken ketika kunjungan ke Swiss di bulan
Oktober yang cukup dingin. Kami jadikan Interlaken sebagai basecam, karena dekat ke kota-kota lain yang ingin kami kunjungi selama
di Swiss.
Interlaken terletak diantara dua danau cantik, yaitu Thun
dan Brienz, yang sesuai dengan namanya yang diambil dari bahasa Latin
yaitu Inter (diantara) dan Lokus (danau). Kota yang pada tahun 1133
menjadi pusat biara seminari Augustinian ini pada tahun 1800-an
berkembang menjadi daerah wisata dengan lusinan hotel dan guesthouse,
dan tempat-tempat shopping tentunya.
Pada
hari ketiga, setelah kunjugan ke kota Luzern, kamipun mampir ke kota
Brienz. Sebuah kota yang terletak di tepi danau Brienz, 20 km dari
Interlaken. Selama dikota ini kami mengagumi danau Brienz yang indah,
air danau nan biru, kota-kota di tepi danau dengan latar belakang
pegunungan yang tertutup salju, serta langit yang berwarna biru,
kombinasi warna yang memikat hati.
Setelah
menikmati keindahan danau, suami dan anak-anak mengunjungi
Ballenberg Open
Air Museum, sebuah museum terbuka yang terdiri dari rumah-rumah tua petani serta ternak sapi, kambing, kuda, dan lain-lain, layaknya sebuah desa dengan setting abad pertengahan.
Sedangkan saya
lebih memilih berkeliling di kota Brienz sambil menikmati pemandangan
rumah-rumah penduduk yang terbuat dari kayu dengan hiasan bunga di
depan jendelanya.
Setelah
3 jam di Brienz, kamipun lanjut menuju ke air terjun Giesbach. Untuk
menuju ke Giesbach bagi turis yang tidak membawa kendaraan adalah naik feri dari Brienz, lalu lanjut dengan mendaki
atau naik funicular, yang diklaim tertua di Eropa, hingga sampai di
Grand Hotel Giesbach, dan dari hotel ini sudah terlihat air terjun.
Tetapi kami memutuskan naik mobil saja, dengan pertimbangan penghematan waktu dan uang.
Karena
Giesbach tidak terdapat di GPS, dan papan nama tidak terlihat atau
mungkin terlewatkan oleh kami. Maka tanpa terasa kami naik hingga ke
puncak gunung yang mulai tertutup salju. Bagi kami ini adalah sebuah
petuangan yang indah, kenapa tidak? Pemandangan padang hijau dengan
rumah penduduk yang kecoklatan serta dibawah danau Brienz yang biru
mempesona. Dan disepanjang jalan kami tidak henti-hentinya mengagumi
warna warni pepohonan yang mulai berubah warna.
Ketika kabut mulai
turun, kamipun turun kembali ke jalan utama untuk ke air terjun
Giesbach.
Setelah
bertanya ke penduduk lokal, kamipun sampai di air terjun ini. Setelah
parkir dan berjalan beberapa menit, tingkat atas air terjunpun mulai
mengintip dari balik pepohonan, dan semakin dekat kami berjalan,
semakin jelas keindahan alam ini. Air terjun dengan 14 tingkat
semakin memperlihatkan pesonanya. Ketika kami sampai di bagian tengah yang
terdapat sebuah jembatan, kamipun mulai berfoto ria. Mana tahan
dengan keindahan alam ini, air terjun yang indah dipadu alam sekitar
yang beraneka warna....
Air
terjun ini mengalir hingga ke danau Brienz, di bagian paling atas air
terjun terdapat sebuah celah seperti gua yang dapat dilewati turis.
Kamipun berjalan di jembatan penghubung dalam celah itu, dan tidak
lupa menyentuh air terjun yang jatuh. Dari sini kami melihat hotel
Giesbach nun dibawah sana dengan latar danau yang biru, sungguh
cantik sekali.
HAPPY TRAVELING.....
No comments:
Post a Comment