Wilayah Sumatra Barat menawarkan begitu banyak
tempat-tempat wisata, dari budaya, makanan, hingga keindahan alamnya. Seperti Ngarai Sianok, Lembah Anai, Lembah Harau yang begitu indah. Tetapi keindahan
danau di wilayah inipun tidak kalah cantiknya, seperti Danau Maninjau yang
mempunyai panorama alam yang sangat cantik dan bisa bikin nafas kamu terhenti
karena takjub memandangi keindahannya.
Danau yang terletak di wilayah Kecamatan Tanjung
Raya, Kabupaten Agam, dapat
dicapai dari Padang maupun Lubuk Basung. Tetapi saya sarankan sebaiknya datang
dari arah Bukittinggi saja. Karena pemandangan alam yang ditawarkan sepanjang
jalan yang berkelok-kelok atau yang dikenal kelok 44, sungguh menakjubkan. Dan disepanjang jalan kelok 44, saya bertemu banyak
sekali monyet-monyet yang berkeliaran dan meminta makanan. Dan
monyet-monter inipun cukup ramah dan tidak terlalu liar. Selain pemandangan
yang indah, udara di sekitar danau inipun cukup sejuk, karena terletak di ketinggian
461,5 meter dari permukaan laut.
Kelok 44 dengan kelokkan yang tajam
Ketika saya sampai di danau ini, suasana sangat tenang dan
damai, serta udara yang sejuk membuat saya sangat menikmati panorama alam ini. Saya
menginap di Pasir Panjang Permai hotel, salah satu hotel dengan pemandangan
menghadap danau yang indah. Di Danau Maninjau yang damai inilah salah satu
sastrawan ternama Indonesia, Buya Hamka, lahir dan dibesarkan. Dan keindahan
Danau Maninjau menjadi inspirasi bagi novel ‘Tenggelamnya
Kapal Van Der Wick’ yang membesarkan namanya hingga saat ini.
Setelah meletakkan tas di hotel, sayapun mulai menjelajahi
sekitar danau yang cantik ini. Tidak jauh dari hotel sayapun bertemu para
peternak ikan ditepian danau. Saat para peternak memberi makan, ikan-ikan
berloncatan berebutan makanan dari tuannya. Setelah itu sayapun lanjut
berkeliling hingga ke areal persawahan yang menghijau. Disepanjang jalan,
keindahan pemandangan danau yang masih alami dengan pegunungan yang
mengelilinginya sungguh memukau mata. Tidak
henti-hentinya saya berdecak kagum akan alam yang cantik ini.
Peternakkan ikan air tawar
Setelah beberapa jam keliling, perut sayapun mulai berteriak minta diisi. Sayapun berlalu untuk mencari makan malam sebelum kembali ke hotel. Dan kutemukan sebuah warteg di tepi jalan yang menghadap ke danau. Menikmati makan malam dengan pemandangan alam danau yang elok adalah sebuah anugerah yang indah dalam perjalanan saya kali ini.
Setelah makan malam,
sayapun kembali ke hotel dan menikmati suasana sore hari di depan kamar yang
telah disediakan kursi pantai untuk bersantai. Suasana danau dengan sinar
kemerahan dari matahari sore sungguh menakjubkan. Seorang nelayan mendayung perahunya
dikejauhan, diantara air danau yang kemerahan. Pemandangan pegunungan yang
menjadi latar belakang danau, seakan-akan menyapa untuk mengucapkan selamat
malam.
Esok paginya, ketika
saya membuka pintu kamar, pemandangan danau dipagi hari yang begitu sejuk dan
damai menjadi pembuka hari. Dan dimeja depan kamar telah tersedia sarapan pagi,
teh dan kue khas daerah ini. Tidak lupa suara burung yang saling bersahutanpun
menjadi musik pagi yang begitu indah. Ahhhh indahnya suasana ini…..
Setelah sarapan,
sayapun bersiap berangkat menuju ke Danau Singkarak. Saat melewati jalan menuju
ke Lubuk Batung, pemandangan sebuah pulau kecil di danau Maninjau menarik
perhatian saya. Pulau kecil dengan sebuah bangunan diatasnya sungguh
pemandangan yang unik dan indah.
Ahhhh…si Maninjau yang memukau, terlalu susah
tuk dilupakan.
Happy Traveling....
No comments:
Post a Comment