Berpetualang ke Cap Fréhel atau Tanjung Fréhel sungguh
menghadirkan sensasi tersendiri yang tak pernah membosankan. Tanjung yang
berdiri diatas batu kapur yang terjal dengan ketinggian 70 meter diatas laut, menawarkan
pemandangan yang menakjubkan.
Pantai pasir yang lembut, tebing-tebing yang curam,
pulau batu yang merupakan rumah bagi berbagai jenis burung laut, Mercusuar,
pemandangan teluk dan warna bebatuan merah muda yang kontras dengan birunya
lautan. Cap Fréhel adalah salah satu situs yang paling banyak dikunjungi di
Bretagne atau French Brittany. Cap Fréhel menjadi situs yang dilindungi sejak
1967, dan sejak itu semua konstruksi apapun terlarang di situs ini.
Semenanjung ini
dikelilingi tebing-tebing yang curam, yang membuatnya sulit diakses dari arah
laut. Dan dibeberapa bagian tebing bebatuan terpisah dari daratan tanjung, dan
juga beberapa bagian tidak bisa diakses oleh pengunjung karena telah terkikis
hingga menjadi bebatuan layaknya menara-menara. Seluruh datarannya bergelombang
dan terdiri dari bebatuan kapur yang membuatnya sulit dibangun struktur
bangunan.
Sepanjang jalan dari Kota
St.Brieu (38km), ibukota madya Cote d’Amor, pemandangan yang tersaji disepanjang jalan
sungguh indah, pantai, tebing, pelabuhan besar dan kecil, kapal-kapal yang
terparkir di dermaga ataupun yang di autan, semuanya begitu mempesona. Ketika
sampai di parkiran, dari jauh saya sudah melihat dua buah mercusuar yang begitu
kokoh serta bangunan dibawahnya sebagai kantor turis dan juga toko souvenir,
dan di sampingnya terdapat sebuah café. Untuk menikmati Cap Fréhel, pengunjung
tidak dikenakan biaya masuk, hanya membayar tempat parkir saja.
Setelah melewati mercusuar,
kami berjalan disepanjang semenanjung yang menjorok ke laut dari sisi sebelah
kiri. Bebatuan berwarna merah muda bertebaran dimana-mana, dan saat berjalan di
jalan setapak yang beraspal, dengan pemandangan tebing yang curam, dan suara gemuruh
dari gelombang laut yang selalu menerjang ke bebatuan, cukup membuat bergidik juga. Apalagi angin yang menerpa cukup kuat dan
menusuk tulang walau di musim panas, jadi sebaiknya membawa jaket bila
berkunjung ke sini.
Tetapi dengan pemandangan yang indah, panorama teluk dengan
hamparan pantai, lautan nan biru serta berbagai jenis burung laut yang
sekali-kali menyelam di lautan, membuat saya lupa akan seramnya tebing nan
curam ini.
Ketika sampai di ujung semenanjung, dimana terdapat sebuah mercusuar, pemandangan laut yang biru serta langit yang biru sungguh mempesona. Terdapat beberapa deretan batu-batu yang disusun layaknya bebatuan zen oleh para turis yang berkunjung, Dan tentu saja sayapun ikutan menyusunnya juga.
Ketika sampai di ujung semenanjung, dimana terdapat sebuah mercusuar, pemandangan laut yang biru serta langit yang biru sungguh mempesona. Terdapat beberapa deretan batu-batu yang disusun layaknya bebatuan zen oleh para turis yang berkunjung, Dan tentu saja sayapun ikutan menyusunnya juga.
Tanjung yang dikiri dan
kanan diapit oleh lautan ini menawarkan pemadangan hingga ke Ile de Brehat atau
kepulauan Brehat di sisi sebelah kiri dan di sisi kanan kita dapat melihat
sebuah tanjung kecil dengan kastil yang berdiri diatasnya, itulah Fort la
Latte. Dari mercusuar ini para pengunjung dapat melihat beberapa pulau batu
yang bagaikan menara yang muncul dari lautan. Dan salah satu batu kapur yang
besar, yang merupakan rumah dari berbagai burung laut. Dan dikejauhan, disebuah
tebing yang cukup sempit seorang photographer sedang asyik menjepret aksi dari
berbagai burung laut yang ada di menara batu tersebut. Saat melihat si
photographer yang berdiri di tepi tanah datar di tengah tebing yang sempit itu, dapat dibayangkan tantangan yang dihadapi si photographer ini.
Setelah dari mercusuar
di ujung tanjung, jalan setapak sudah tidak beraspal lagi, hanya jalan sempit
yang berpasir, kadang berbatuan, dan kadang tidak ada jalan, hanya susunan
bebatuan tanjung saja. Tetapi pemandangan teluk hingga ke salah satu tanjung
dimana terdapat Fort la Latte sungguh memukau.
Fort la Latte
Photographer yg sedang beraksi di salah satu tebing yg sempit
Setelah puas berkeliling
di Cap Fréhel ini, sayapun melanjutkan perjalanan ke Fort la Latte yang hanya berjarak 4-5 km. Menuju ke Fort la Latte dapat ditempuh dengan jalan kaki, sepeda ataupun mobil pribadi.
Tips
berpetualang ke Cap Fréhel.
Jika naik kereta dari Paris, turunlah di Saint-Brieux atau
lamballe. Dari sini dapat naik bus service langsung ke Fréhel atau Sables d’Or
Les Pins. Tetapi bus hanya berfungsi di bulan Juli-Agustus, jadi di cek dulu
bila akan mengunjungi tempat ini.Info bus dapat cek ke sini, bahasa dapat diubah ke bahasa Inggris.
Untuk penginapan dapat menginap di kota Saint-Brieux atau
di kota Saint Malo. Tergantung darimana anda datang, apakah dari Saint-Brieux
atau Saint Malo.
Happy Traveling....
No comments:
Post a Comment