Sur le pont d'Avignon,
On y danse, on y danse,
Sur le pont d'Avignon,
On y danse, tous en rond.
On y danse, on y danse,
Sur le pont d'Avignon,
On y danse, tous en rond.
Sepenggal lagu anak-anak Avignon
terdengar di hari pertama ketika kami dalam kereta turis yang
mengelilingi kota tua Avignon yang terletak dalam benteng tua.
Avignon terletak di selatan Perancis, tepatnya di region Provence,
dari paris kira-kira hampir 3 jam dengan kereta TGV. Kota ini yang
dikenal dengan nama "Cité des Papes (City of Popes)",
adalah sebuah kota abad pertengahan yang indah, kaya akan peninggalan
harta budaya serta bangunan tua yang masih terpelihara dan masih
digunakan hingga kini. Setelah kami selesai tur dengan kereta turis,
kamipun mulai berjalan mengelilingi kota tua ini untuk melihat lebih
dekat akan keindahan kota tua Avignon.
Pertama-tama kita mengunjungi Palais
des Papes (palace of the Popes atau Istana Kepausan), yang
merupakan landmark kota ini dan juga merupakan situs warisan dunia
UNESCO. Pada abad ke-14 Palais des Papes sangatlah penting,
karena merupakan tempat tinggal utama Paus pada zaman itu. Dari luar
bangunan ini lebih berbentuk benteng daripada istana, dan bagian
dalamnya mempunyai 25 ruangan dengan lukisan gaya Italia yang memukau
mata. Dan istana kepausan ini dikelilingi oleh taman botanical yang
cukup luas, bila berjalan hingga ke puncak dari taman ini, kita akan
menemukan tempat bernama Rocher des Doms, dimana kita dapat
memandang panorama kota Avignon dan sungai Rhône yang indah
termasuk Pont St Bénézet/ jembatan St Bénézet atau yang
lebih dikenal dengan jembatan Avignon, dan Ile de la Barthelasse
atau pulau Barthelasse. Serta kita bisa juga melihat pemandangan ke
daerah seberangnya yaitu Villeneuve lez Avignon/ kota baru
Avignon. Di kota baru Avignon ini terdapat biara Chartruese Notre
Dame Du Val de Benediction, serta sebuah benteng pertahanan yang
terletak diatas bukit, Fort Saint André/ Benteng Saint André.
Dulunya benteng ini digunakan sebagai tempat perlindungan perbatasan
kerajaan Perancis. Diujung benteng ini terdapat menara Philippe le
Bel yang dibangun pada tahun 1293 dan 1307. Menara ini
diperuntukkan untuk mengawasi jembatan Avignon yang menghubungkan
wilayah Perancis pada masa itu.
Selaian pemandangan yang bisa kita
lihat dari Rocher des Doms, di taman ini juga terdapat sebuah
kolam dengan patung perunggu venus di tengahnya, dan juga sebuah
sebuah cafe serta tempat bermain untuk anak-anak.
Penampakkan Benteng dr luar
Jalan tua dgn kanal dan kincir air
Jembatan Avignon
Benteng Saint André
kolam dgn cafe di Rocher des Dom
Taman botanical sbg tempat beristirahat bagi turis & Masyarakat setempat
Setelah dari Rocher des Doms,
kitapun turun ke Place d'Horloge, sebuah alun-alun yang ramai
dan penuh dengan cafe-cafe dan restaurant dengan naungan pohon-pohon
yang rindang. Di alun-alun ini kita dapat melihat banyak bangunan tua
yang tidak kalah indah arsitekturnya, balai kota dengan jam yang
dibangun tahun 1471 , theater, dll.
Dan kitapun beristirahat dan makan
siang di tempat ini. Di ujung jalan dari Place d'Harloge ini
terdapat sebuah komidi putar yang berwarna warni, dan anak sayapunpun
menikmati bermain komidi putar sebelum akhirnya kita melanjutkan
perjalanan. Ketika sedang menikmati makan siang, tiba-tiba datang dua orang polisi yang mengusir pengamen jalanan. Rupanya ada larangan di place d'Horloge tidak boleh ada pengamen atau sejenisnya.
Place d'Horloge
Balai kota
Theatre
pengamen terlarang di Place d'Horloge
Selesai makan siang, kamipun lanjut
menuju ke jembatan Avignon, jembatan yang terkenal dengan lagunya
'Sur le pont d'Avignon'. Sepanjang jalan kami melewati
jalan-jalan tua dengan jejeran pohon dan kanal kecil dengan kincir
air tua dan di sisi lainnya deretan bangunan tua yang unik, Jembatan
Avignon terdapat diluar dari benteng kokoh yang mengelilingi kota tua
ini.
Jembatan ini di dirikan pada tahun
1177, yang awalnya terbuat dari kayu dan beberapa kali terjadi
perubahan hingga akhirnya mengalami kehancuran akibat banjir dari
Sungai Rhône serta perang. Dan sekarang hanya tinggal separuhnya
yang masih dapat kita saksikan dengan sebuah kapel kecilnya, Jembatan
ini juga masuk dalam warisan UNESCO.
Avignon juga terkenal akan festival
tahunannya, Festival d'Avignon, yang merupakan festival seni
terbesar, yang menarik minat ratusan ribu pengunjung untuk melihat
pertunjukan teater, tari, film, dan pertunjukan jalanan, yang
diadakan pada saat musim panas. Kita dapat menikmati festival ini di
alam terbuka yang tanpa biaya, ataupun di gedung dengan membeli tiket
dengan harga tertentu.
Setelah puas mengelilingi kota ini,
kamipun tidak lupa masuk ke toko-toko souvenir yang berjajar di
setiap sudut kota. Hal yang terkenal dari daerah ini adalah tanaman
lavender, berbagai jenis barang yang terbuat dari lavender, dari
pengharum ruangan, sabun, dekorasi ruangan, bahkan beberapa makanan
juga ada campuran lavender.
Adapaun perkebunan lavender yang
terkenal di Provence terletak di Plateau de Valensole dan
Plateau de Sault, tetapi sayang kami datang tidak pada saat
lavender berbunga. Jadi kami hanya bisa nikmati sovenir yang terbuat
dari lavender saja.
Oh iya, kota Avignon juga merupakan
salah satu kota yang dilewati tour dari Indonesia.
Salah satu jalan di pusat perbelanjaan
Toko suvenir
Adapun cara ke Avignon dari Paris:
Dengan kereta cepat TGV dari Gare de
Lyon (2 jam 37 menit perjalanan).
Dan juga dari bandara Charles de
Gaulle dengan TGV langsung ke Avignon (sekitar 3 jam perjalanan).
Karena kami membawa 2 anak balita, maka
kami memakai kendaraan pribadi, dan untuk mencari parkiran di sekitar
Avignon sangat sulit sekali, kadang waktu habis hanya untuk mencari
tempat kosong.
Perjalanan berikutnya Pont Du Gard,
Nîmes dan Orange.
HAPPY TRAVELING....
No comments:
Post a Comment