Sudah
berkali-kali saya melakukan penerbangan Perancis-Indonesia atau
sebaliknya dengan berbagai maskapai penerbangan. Dan kali ini saya
dan keluarga ketika mudik ke Indonesia menggunakan maskapai
penerbangan Lufthansa milik Jerman. Kami memilih maskapai ini karena
sedang ada promo dan juga dengan pemikiran bahwa maskapai ini milik
Jerman, so pasti tidak mengecewakan, tetapi apa yang terjadi sungguh
diluar dari image saya akan penerbangan ini.
Ketika
penerbangan dari Paris-Jakarta tidak ada masalah, hanya makanan yang
sungguh tidak enak, tidak enak dalam arti benar2 tidak enak, dimana
pasta udah spt berhari2 dgn rasa yg tidak jelas....
karena
pengalaman makanan yg tidak enak ini, ketika penerbangan dari
Jakarta-Paris, saya membawa banyak makanan utk di makan di pesawat.
Tetapi apa yg terjadi sungguh lebih parah dari soal makanan. Ketika
kami transit di Kualalumpur, terjadi suatu masalah tehnik di kokpit
yang mengharuskan penggantian sparepart pesawat, dan parahnya
sparepart itu tdk tersedia di Malaysia sehingga harus dikirim dari
Jerman. Dan utk menunggu sparepart itu sampai dan di pasang kami
diharusnya menunggu hingga lebih dari 24 jam, jd kamipun harus
menginap di hotel dengan semua koper dikarenakan Lufthansa tdk mau
ada koper di bagasi, dan tentu saja Lufthansa menyediakan hotel bagi
penumpangnya, tetapi utk mencari hotel bagi 300 penumpang tidaklah
mudah, jd semua penumpang harus menunggu kejelasan dimana kami
menginap. Setelah menunggu beberapa jam, akhirnya bagi penumpang
bisnis dan yg membawa anak mendapat prioritas utama duluan menginap
di hotel dekat bandara. Ketika mengantri check in di hotel, saya
menyaksikan sebuah adegan dimana seorang ibu2 cukup berumur meminta
seorag bapak yg mengantri di depan untuk memberi duluan ke seorg
pemuda yg kecelakaan kaki hingga harus jalan dgn 2 tongkat dgn wajah
yg sudah cape dan spt menahan sakit, ibu itu tdk ada hubungan saudara
dgn pemuda itu, hanya menolong krn kasihan dgn pemuda itu yg sudah
kecapean, tetapi bapak yg bertubuh besar di depan menjawa dgn enteng
tanpa peduli, 'semua org juga butuh kamar, bu!'. Dan saya melihat
pemuda itupun mengatakan ke ibu itu bahwa dia tdk apa2, dan masih
kuat. Dan Akhirnya kamipun masuk ke hotel pada jam 02:00 pagi.
Dan
untunglah saya membawa banyak makanan, sehingga bisa makan di malam
itu serta susu untuk anakku dan beberapa camilan.
Esoknya
setelah sarapan pagi, kamipun jalan2 ke 2 Towers Petronas,
dikarenakan check out hotel jam 20.00 dan check in pesawat jam 22.00.
Setelah kami kembali ke hotel jam 17:00, kamipun beristirahat, tetapi
tiba2 dapat surat di bawah pintu hotel bahwa kami sudah harus check
out jam 19.00. Jadi sayapun buru-buru beresin koper serta siapkan
anak-anak. Jam 18.45 kamipun makan malam dan check out dari hotel
lalu menuju ke bandara.
Sesampai
kami di counter Lufthansa utk chek in, sudah menunggu begitu banyak
penumpang yang delay serta penumpang baru hari itu. Jadi kamipun
menunggu di antrian yg begitu panjanggggggg.... hingga akhirnya saya
tidak tahan krn begitu lamanya antrian yg tidak jalan-jalan. Lalu
seorg penumpang menganjurkan saya meminta ke petugas di counter utk
diutamakan krn membawa anak, lalu sayapun menuju ke counter dan
meminta prioritas krn membawa anak, saya memang diutamakan tetapi
proses utk dptkan seat sungguh lamaaaaaaaaaaaaa.... saya tidak tahu
apanya yg tdk beres.... hingga anak saya yg besar tidak tahan menahan
pipis dan ngompol di celana dan adik saya membawanya ke toilet, dan
saya harus menggendong anak saya yg kedua menunggu di depan counter,
sedangkan troley dgn koper2 masih diantrian. Akhirnya ada ibu yg
sesama dari Indonesia membantu saya menggendong anak saya yg sedang
menangis serta seorag penumpang Eropa membantu mendorong troley saya
ke depan counter....
Setelah
menunggu lama di depan counter akhirnya saya dan keluarga mendapat
boarding pass, tetapi kami tdk mendapat boarding pass utk perjalanan
dr Frankfurt ke Paris, dan petugas tersebut mengatakan bahwa semua
sudah tercantum di kertas yg di print yg harus saya tunjukkan ketika
boarding di Frankfurt. Akhirnya kamipun masuk pesawat dan selama
penerbangan itu, kami tertidur pulas.
Ketika
sampai di Frankfurt sudah jam 08 lewat, dan saat keluar dr pesawat
ada seorg petugas yg memberi arahan bagi penumpang yg akan
melanjutkan penerbangan ke tujuan masing2, dan kami mendapat
petunjukkan harus ke pintu A26 dan penerbangan ke Paris jam 08.30....
bisa dibayangkan bagaimana kami menguber waktu.... kami harus
melewati gerbang pengecekkan barang, dimana kami di tahan petugas krn
membawa minuman utk anakku serta susu serta mainan gameboy anakku
diperiksa krn dikawatirkan baterenya bahaya utk anak2, sayapun mulai
senewen, dan sesampai diimigrasi, petugas memeriksa pasport kami
begituuuuuuuuuuuuu lama... lalu akhirnya petugas itu mengatakan bahwa
mesinnya tidak bagus utk mengambil print sidik jari, lalu sayapun
menjawab, 'yah buatan Jerman sih...', karena udah saking jengkelnya.
Ketika
akan menuju ke pintu A26, kami harus melewati pengecekkan lagi....
dan terulang lagi soal air dan gameboy itu..... hingga akhirnya kami
tiba di pintu A26, tetapi petugas di sana mengatakan bahwa pesawat
sudah berangkat, dan dia menganjurkan saya ke costumer service utk
mendapatkan penerbangan berikutnya. Kamipun berjalan ke costumer
service dgn badan yg sudah sanga lelah. Dan di costumer service
antrianpun sangat panjangggggggg...... Lalu saya meminta petugas di
sana utk prioritas utama dan meminta sepasang anak muda yg mengantri
di depan utk kami duluan karena anak saya sudah sangat lelah, tetapi
pasangan itu mengatakan bahwa mereka sudah telat utk
penerbangannya.... dan petugas yg memberi nomor utk ke counter
costumerpun tidak melihat atau memalingkan muka ketika saya panggil2,
dan sayapun mengatakan ke adik saya utk antri saja dr belakang... nah
saat berjalan menuju ke antrian, saya bertemu dgn sepasang suami
istri Indonesia yg satu pesawat dr Indonesia dan juga ketinggalan
pesawat menuju ke swedia, lalu kamipun meminta mereka utk
memperbolehkan menyusup diantara mereka, jd kamipun dgn cepat dpt
nomor antrian, ketika mengantri saya melihat begitu banyak org marah2
ke petugas krn tdk memberi prioritas bagi yg membawa anak-anak,
hingga seorg bapak dgn seorg bayi mengamuk dan akhirnya petugas
tersebut memperbolehkan mereka duluan.
Setelah
kami mendapat borading pass, kamipun menuju ke pintu A30 utk menunggu
penerbangan menuju ke Paris, setelah menunggu sejaman lebih kami
diberitahu bahwa penerbangan ke Paris dipindah ke pintu A25. Kamipun
pindah ke pintu A25 dan di sana sudah banyak penumpang yg menunggu.
Setelah beberapa lama menunngu kami mendapat pengumuman bahwa
penerbangan ke Paris akan delay 30 menit, lalu setelah 30 menit
mendapat pengumuman lagi bahwa penerbangan ke Paris akan delay lebih
lama hingga waktu yg tidak ditentukan.... Para penumpangpun mulai
gusar dan marah. Setelah beberapa lama menunggu, petugas mengumumkan
bahwa kami bisa masuk ke pesawat, jadi kamipun mulai berjalan
menuruni tangga utk menunggu bus ke pesawat, dan di tangga kamipun
menunggu lagi dan petugas datang dan mengatakan bahwa dia salah
tempat sehingga tidak ada bus yg datang dimana kami menunggu, maka
beberapa penumpangpun mulai ngamuk dan maki2, tidak berapa lama
kemudian buspun datang. Akhirnya kamipun masuk ke pesawat.....
(masalah selesai? Mmmmm tunggu dulu.... )
Ketika
pesawat sedang melaju kencang untuk terbang.... tiba-tiba pesawat
belok ke kiri lalu ke kanan seperti mobil yg berlaju kencang di jalan
tol yg menghindari sesuatu hingga harus banting stir ke kiri lalu ke
kanan, semua penumpang tegang, lalu pesawat terbang dan goyangan
hebat tetap terjadi hingga naik dan turun, ternyata ada
turbulence..... (di dlm pikiran teringat akan pesawat Germanwings),
dan saat pesawat sudah di ketinggian tertentu akhirnya aman....
Dan
akhirnya kamipun sampai di Paris dengan sejuta pengalaman nan
edan.....
P.S:
Selama terjadi delay, dlm antrian ataupun utk dptkan hotel atau
boarding pass, saya melihat karakter manusia yg sebenarnya, bkn
karakter manusia dlm balutan senyuman manis nan ramah, tetapi manusia
egois, tdk mau mengalah dan penuh amarah, dan saya membayangkan
sebuah film Hollywood, tentang manusia saling membunuh dan menginjak
untuk selamatkan diri dr kecelakaan pesawat ataupun kapal, tanpa
mengindahkan keselamatan yg lainnya, hanya demi keegoisan dan
kepentingan diri sendiri, inilah karakter sebenarnya ketika hadapi
suatu masalah, bkn karakter palsu yg dibungkus dlm kenyamanan.
No comments:
Post a Comment