Sudah lama saya ingin mengunjungi Etretat, yang selalu saya lihat di foto-foto dan juga lukisan
dari Claude Monet. Dan akhirnya kesampaian juga list satu ini.
Etretat, desa tua kecil yang terletak di pantai Normandi, di departemen Seine-Maritime di
Normandi dan 20
kilometer utara kota Le Havre, atau 207 km dari Paris. Etretat terkenal karena tebing
kapurnya, termasuk tiga lengkungan batu alami dan formasi batuan runcing yang disebut
Jarum, yang menjulang setinggi 70 meter (230 kaki) di atas laut. Kompleks tebing kapur
Etretat adalah stratigrafi kompleks dari kapur Turia dan Coniacian. Beberapa tebing bahkan
setinggi 90 meter.
kilometer utara kota Le Havre, atau 207 km dari Paris. Etretat terkenal karena tebing
kapurnya, termasuk tiga lengkungan batu alami dan formasi batuan runcing yang disebut
Jarum, yang menjulang setinggi 70 meter (230 kaki) di atas laut. Kompleks tebing kapur
Etretat adalah stratigrafi kompleks dari kapur Turia dan Coniacian. Beberapa tebing bahkan
setinggi 90 meter.
Dua dari tiga
lengkungan batu yang terkenal yang dapat terlihat dari kota, yaitu : Porte
d'Aval, dan Porte d'Amont. Sedangkan Manneporte adalah yang ketiga dan terbesar, tetapi
tidak dapat dilihat dari kota Etretat.
d'Aval, dan Porte d'Amont. Sedangkan Manneporte adalah yang ketiga dan terbesar, tetapi
tidak dapat dilihat dari kota Etretat.
Begitu banyak informasi untuk memulai eksplorasi wilayah ini, ada yg dimulai dari tebing,
lalu ke formasi bebatuan, ada yang memulai dari kota Etretat. Dan kami memutuskan
memulai dari falaise d'amont, atau tebing Amont. Dari sini kami dapat menikmati pemandangan
yang luar biasa ke tebing 'arche de la falaise d'aval', formasi batuan paling terkenal
di sepanjang bagian pantai ini. Dan di sini kami dapat melihat falaise d'amont,
tebing dengan batu tipis yang menjorok ke laut. Berjalan di beberapa tebing yang menjorok
ke laut dengan jalan setapak yang sangat tipis dengan pemandangan kiri- kanan
yang langsung menghadap ke laut, serta angin yang cukup kencang, membuat adrenalinku
berpacu kencang, dag dig dug plas boooo.....
Duduk di tepi tebing cukup membuat dag dig dug plasss...
Selain Pemandangan tebing yang spektakuler, di sini juga terdapat Jardin d’Etretat, atau taman d'Etretat.
Sebuah taman yang ditata begitu rupa dengan pemandangan ke tebing Aval atau falaise d’Aval.
Dan juga terdapat sebuah gereja kecil atau kapel Notre Dame de la Garde, dan tidak jauh dari gereja
dan taman terdapat sebuah museum dan juga monumen seperti panah putih, ‘Nungesser et Coli’
dengan pesawat batunya. Monumen dan museum kecil ini didedikasikan untuk dua pilot Prancis,
yang mencoba penerbangan non-stop pertama dari Paris ke New York pada tahun 1927.
Pesawat mereka L'Oiseau Blanc (White Bird) terakhir terlihat meninggalkan Prancis di atas Etretat
dan mungkin jatuh suatu tempat di Samudera Atlantik.
Setelah puas berkeliling di sekitar falaise d'amont, kamipun menuju ke pantai Etretat,
dimana kami harus turun melalui jalan setapak dengan tangga yang cukup curam.
tetapi karena pemandangan yang disuguhkan begitu indah, yaitu pantai dan tebing Aval,
tidak terasa bahwa kita sudah sampai di pantai,
Dan dari pantai Etretat ini, pemandangan ke falaise d'Amont dengan lengkungan batunya,
serta kapel Notre Dame terlihat begitu harmoni dan indah.
Karena anak-anak ingin bermain di pantai, kamipun beristirahat sambil mengawasi anak-anak
yang asyik bermain ombak yang datang silih berganti. Sementara suami menemani anak-anak,
sayapun mengambil kesempatan berkeliling di sekitar tepi pantai yang penuh dengan jualan makanan,
sayapun mencari camilan crepe dan es krim untuk anak-anak.
Falaise d'Amont
Selesai bermain di pantai kami lanjut menuju ke kota Etretat, yang dulunya adalah sebuah desa nelayan
yang berubah menjadi resort tepi laut yang populer selama abad ke-19. Popularitas ini ditingkatkan oleh
sejumlah besar seniman dan penulis terkenal yang terinspirasi oleh Etretat, seperti : Monet, Maupassant,
Victor Hugo, dan Flaubert. Semuanya adalah penggila kawasan di sekitar Etretat. Dan Monet
melukis beberapa gambar pantai serta tebing dan sekelilingnya yang semakin membawa wilayah ini
dikenal dunia .
Lukisan Claude Monet
Lukisan Claude Monet
Selain keindahan tebing batu dengan lengkungannya, kota tua di Etretat ini menawarkan pemandangan
deretan rumah-rumah kayu abad pertengahan yang unik dan indah.
Dan beberapa diantaranya menampilkan ukiran kayu yang rumit dan menarik.
Di alun-alun kota terdapat sebuah bangunan yang dulunya berfungsi sebagai pasar,
dan sampai hari ini tetap sebagai pasar, tetapi lebih tepatnya sebagai pasar barang seni dan suvenir.
Setelah puas berkeliling di kota tua dan membeli beberapa suvenir dan magnet kulkas,
kamipun lanjut berjalan ke pantai untuk menuju ke terowongan yang menembus kaki tebing Aval
untuk menuju ke kaki tebing Manneporte. Terdapat dua cara menikmati Falaise Etretat, falaise d'Amont,
dan falaise Manneporte, yaitu dari atas tebing dan dari kaki tebing. Kami memutuskan melalui
kaki tebing dahulu, baru kemudian naik ke atas tebing.
Pantai Etretat bukanlah pantai berpasir, tetapi sebuah pantai berbatu-batu dari ukuran kerikil hingga sebesar
kepalan tangan. Bebatuan ini memang sengaja ditaburkan untuk menutupi pantai pasir,
karena untuk mencegah erosi ombak laut.
Hampir di semua tempat duduk di tepi pantai ini terdapat larangan mengambil bebatuan di sini,
bila tidak akan dikenakan denda sebesar 90 Euro.
Mereka sangat menjaga kelestarian pantai dari kerusakan ya?
Setelah berjalan dan memanjat, serta naik tangga besi yang menempel di dinding batu,
dan melewatii terowongan yang gelap, kami akhirnya sampai di sisi sebelah kaki tebing Aval
dengan pantai bebatuan juga.
Harus memanjat untuk menuju ke towongan
Dari terowongan pemandangan ke falaise d'Amont
Dalam terowongan
Kaki tebing falaise d'Aval menuju ke kaki tebing Manneporte
Saat kami akan berjalan hingga ke lengkungan batu di Manneporte, kami dikejutkan dengan
tiupan pluit yang cukup kencang dan berkali-kali. Ternyata itu adalah panggilan dari petugas Etretat
untuk memanggil para pengunjung untuk kembali ke pantai di Etretat, karena sebentar lagi air laut akan naik.
Dan bila air laut pasang, maka semua daratan dan pantai di kaki tebing antara
falaise d’Aval dan falais Manneporte akan terendam air laut.
Kamipun kembali ke kota Etretat, dan membatalkan naik ke atas tebing Aval,
karena anak-anak sudah cape dan waktu juga tidak memungkinkan lagi. akhirnya kami menuju
ke parkiran mobil untuk kembali ke kota kami yang berjarak 3 jam perjalanan. Dalam perjalanan ke parkiran,
kami bertemu lagi deretan rumah-rumah abad pertengahan yang sangat unik dengan ukirannya yang cantik.
Itulah sehari eksplorasi kota kecil Etretat yang memukau, bila anda berkunjung ke Paris,
tidak ada salahnya bermain ke sini, dan saya yakin anda akan terpana dengan pemandangannya yang indah,
sama seperti ia menghipnotis para seniman dan penulis yang tersohor itu.
Cara menuju ke Etretat selain dengan mobil pribadi, adalah :
Kereta : Paris (Saint Lazare) – Breaute Beuzeville, sekitar 1 jam 50 menit.
Lalu lanjut dengan naik bus no.17 hingga ke Etretat ( sekitar 40 menit).
Kereta Paris Saint Lazare – Le Havre, sekitar 2 jam 10 menit, lanjut dengan bus no. 24 – Etretat, sekitar 1 jam perjalanan.
Flixbus dari Paris (Pont de Levallois, Porte de Saint Quen, atau Bercy Seine) - Etretat.
Perjalanan antara 3-5 jam, harga 19.99
Ada juga bus dari Paris saint Lazare – Etretat Mairie, kira-kira hampir 3 jam perjalanan, harga
Untuk jadwal kereta dan bus, selalu cek apakah tersedia pada tanggal keberangkatan anda,
dan harga sewaktu-waktu bisa berubah.....
HAPPY TRAVELING.......
No comments:
Post a Comment