Thursday, 18 December 2014

Terpikat Mont Saint Michel Yang Menawan




Mont Saint Michel menjelang malam


Setelah dari Saint Malo, maka sampailah kami di Mont Saint Michel, objek wisata yang menduduki urutan kedua setelah Paris. Dan ini ketiga kalinya kami ke tempat ini, dan saya selalu mengagumi bagaimana sebuah pulau batu berubah menjadi sebuah desa dengan sebuah biara di puncaknya. Sebuah pulau batu dengan pemandangan yang indah di siang hari dan menawan dimalam hari. Dan Mont Saint Michel merupakan inspirasi kerajaan Corona dalam film Tangled produksi Walt Disney. 

Mont Saint Michel terletak di bibir teluk di region Normandi, berbatasan dengan region Bretagne, dan tidak jauh dari Saint Malo, 4-5 jam perjalanan darat dari Paris. Dulunya Pulau ini terhubung daratan melalui sebuah jalan kecil, dan akan tertutup air ketika laut pasang, dan pulau ini akan terlihat seperti sebuah pulau yang mencuat dari lautan, maka disebut juga pulau pasang. Tetapi sekarang jalan itu telah di bangun sebuah jalan beraspal dengan sistem dam yang akan melepaskan air kembali ke lautan sehingga tidak merendam jalanan. Dan situs ini masuk dalam warisan dunia UNESCO.

Awalnya pulau karang dengan luas 208 hektar ini bernama Mont Tombe, ketika Uskup Aubert mendapat wahyu pada tahun 709, maka pembangunan sebuah biarapun dimulai  dan terus berkembang hingga abad pertengahan, dan biara ini semakin cantik ketika ditambahkan menara dipuncaknya. 
Dalam kancah politik, Mont Saint Michelpun tidak luput dari konflik perang seratus tahun antara Inggris dan perancis, pasukan Inggris berulang kali melakukan penyerangan ke pulau ini, namun tidak pernah berhasil merebutnya. Dan biara inipun mempunyai duplikatnya di tanah Inggris, di pulau kecil di barat Cornwall yang meniru gaya Mont Saint Michel dengan nama Gunung St. Michael.

Ketika kami hampir sampai, dari jauh saya melihat biara dengan menara tinggi yang bertengger di puncak pulau, sayapun teringat gambar-gambar di buku dongeng yang sering saya bacakan untuk anak saya. Dan jalan menuju ke pulau ini dikelilingi area pertanian dan padang rumbut penuh dengan domba dan sapi. Dan dibagian lain dikelilingi lautan lumpur yang sewaaktu-waktu akan tenggelam bila laut pasang. Akhirnya kamipun sampai di area parkiran mobil.



 Penampakkan dari jalan ketika hampir tiba

 
Sebelum masuk ke area Mont Saint Michel ini, kita harus melewati sebuah gerbang dengan pintu besi yang dapat dibuka tutup dengan cara ditarik keatas. Setelah di dalam, kamipun berjalan di jalan berbatu yang menanjak dengan deretan toko-toko cinderamata di kiri kanan jalan. Untuk mencapai ke puncak pulau karang dimana terdapat biara yang menjadi landmark pulau ini, kita dapat melalui jalan utama (grand rue) yang cukup lebar dan dengan tangga-tangga yang yang cukup curam, atau melalui jalan-jalan kecil dengan tangga batu yang sempit. 



 Gerbang utama



 Jalan utama


 Salah satu tangga naik
 
 
Ketika kami harus menaikki tangga batu Grand Degre sebelum sampai di biara yang berjumlah 350 tangga, hati sayapun ciut, tetapi dengan panorama lautan lumpur sepanjang mata memandang ketika air surut, rasa lelahpun hilang dan tanpa terasa kamipun sampai di depan pintu masuk biara yang lebih mirip kastil. 


 Pintu masuk biara



 Lorong dalam biara



Interior biara



Setelah puas menikmati dalam biara yang terbagi dua, tempat ibadah dan tempat tinggal pastoral, kamipun mengelilingi pulau ini melalui jalan-jalan sempit yang menurun. Setiap bagian dari pulau ini selalu memukau saya dengan pemandangannya yang indah, perpaduan rumah-rumah penduduk yang berdiri diatas batu karang dengan pemandangan lautan lumpur. Para turispun bisa berjalan-jalan diatas lautan lumpur itu, tetapi sebaiknya jangan terlalu jauh dari pulau karang Mont Saint Michel, dikarenakan sewaktu-waktu air laut naik dengan cepat, 1 m/ detik, bahkan penulis Victor Hugopun pernah berkata  "à la vitessed d'un cheval au galop" (secepat kuda berlari ). 
Bila ingin menjelajahi lautan lumpur ini sebaiknya menggunakan jasa guide yang mengetahui jadwal air pasang dan area mana saja yang bisa dikunjungi.



Pemandangan lautan lumpur dgn satu group turis yg terlihat kecil sekali


 Taman samping biara


Haripun mulai gelap ketika kami hampir mencapai jalan utama, dan pemandangan yang kami saksikanpun semakin spektakuler dengan sorotan lampu-lampu di setiap sudut bangunan. Dan ketika kami sampai di jalan utama dimana terdapat deretan restoran, cafe, dan toko suvenir khas Mont Saint Michel ataupun Bretagne, dari baju, keramik, dekorasi, hingga makanan seperti biskuit khas Bretagne yang dibungkus dengan kotak kaleng dengan gambar Mont Saint Michel, kamipun berhenti disebuah cafe dan memesan crepe isi coklat dan teh hangat serta susu coklat untuk anak saya sebelum kami meninggalkan tempat ini.



 pemandangan rumah-rumah penduduk di malam hari


 pemandangan jalan ketika malam

 
Saat kami berjalan ke area parkiran, rasa kagum saya tidak berhenti memandangi pulau ini dengan puncaknya yang disoroti lampu nan megah..... Penampilannya seperti dalam negeri dongeng, ahhhh... Mont Saint Michel memang selalu menawan.



 Pemandangan Mont Saint Michel di malam hari



 Pemandangan dari parkiran



No comments: