Mont Saint Michel menjelang malam
Setelah
dari Saint Malo, maka sampailah kami di Mont Saint Michel, objek
wisata yang menduduki urutan kedua setelah Paris. Dan ini ketiga
kalinya kami ke tempat ini, dan saya selalu mengagumi bagaimana
sebuah pulau batu berubah menjadi sebuah desa dengan sebuah biara di
puncaknya. Sebuah pulau batu dengan pemandangan yang indah di siang hari
dan menawan dimalam hari. Dan Mont Saint Michel merupakan inspirasi kerajaan Corona dalam film Tangled produksi Walt Disney.
Mont
Saint Michel terletak di bibir teluk di region Normandi, berbatasan
dengan region Bretagne, dan tidak jauh dari Saint Malo, 4-5 jam
perjalanan darat dari Paris. Dulunya Pulau ini terhubung daratan melalui sebuah jalan kecil, dan akan tertutup air ketika laut pasang, dan pulau ini akan terlihat seperti sebuah pulau yang mencuat dari
lautan, maka disebut juga pulau pasang. Tetapi sekarang jalan itu
telah di bangun sebuah jalan beraspal dengan sistem dam yang akan
melepaskan air kembali ke lautan sehingga tidak merendam jalanan. Dan
situs ini masuk dalam warisan dunia UNESCO.
Awalnya
pulau karang dengan luas 208 hektar ini bernama Mont Tombe, ketika Uskup Aubert mendapat wahyu pada tahun 709, maka pembangunan sebuah biarapun dimulai dan terus berkembang hingga abad pertengahan,
dan biara ini semakin cantik ketika ditambahkan menara dipuncaknya.
Dalam kancah politik, Mont Saint Michelpun tidak
luput dari konflik perang seratus tahun antara Inggris dan perancis,
pasukan Inggris berulang kali melakukan penyerangan ke pulau ini,
namun tidak pernah berhasil merebutnya. Dan biara inipun mempunyai
duplikatnya di tanah Inggris, di pulau kecil di barat Cornwall yang
meniru gaya Mont Saint Michel dengan nama Gunung St. Michael.
Ketika
kami hampir sampai, dari jauh saya melihat biara dengan menara
tinggi yang bertengger di puncak pulau, sayapun teringat
gambar-gambar di buku dongeng yang sering saya bacakan untuk anak
saya. Dan jalan menuju ke pulau ini dikelilingi area pertanian dan
padang rumbut penuh dengan domba dan sapi. Dan dibagian lain
dikelilingi lautan lumpur yang sewaaktu-waktu akan tenggelam bila
laut pasang. Akhirnya kamipun sampai di area parkiran mobil.
Penampakkan dari jalan ketika hampir tiba
Sebelum
masuk ke area Mont Saint Michel ini, kita harus melewati sebuah
gerbang dengan pintu besi yang dapat dibuka tutup dengan cara ditarik
keatas. Setelah di dalam, kamipun berjalan di jalan berbatu yang
menanjak dengan deretan toko-toko cinderamata di kiri kanan jalan.
Untuk mencapai ke puncak pulau karang dimana terdapat biara yang
menjadi landmark pulau ini, kita dapat melalui jalan utama (grand
rue) yang cukup lebar dan dengan tangga-tangga yang yang cukup curam,
atau melalui jalan-jalan kecil dengan tangga batu yang sempit.
Gerbang utama
Jalan utama
Salah satu tangga naik
Ketika
kami harus menaikki tangga batu Grand Degre sebelum sampai di biara
yang berjumlah 350 tangga, hati sayapun ciut, tetapi dengan panorama
lautan lumpur sepanjang mata memandang ketika air surut, rasa lelahpun
hilang dan tanpa terasa kamipun sampai di depan pintu masuk biara
yang lebih mirip kastil.
Pintu masuk biara
Lorong dalam biara
Interior biara
Setelah
puas menikmati dalam biara yang terbagi dua, tempat ibadah dan
tempat tinggal pastoral, kamipun mengelilingi pulau ini melalui
jalan-jalan sempit yang menurun. Setiap bagian dari pulau ini selalu
memukau saya dengan pemandangannya yang indah, perpaduan rumah-rumah
penduduk yang berdiri diatas batu karang dengan pemandangan lautan
lumpur. Para turispun bisa berjalan-jalan diatas lautan lumpur itu,
tetapi sebaiknya jangan terlalu jauh dari pulau karang Mont Saint
Michel, dikarenakan sewaktu-waktu air laut naik dengan cepat, 1 m/ detik, bahkan penulis Victor Hugopun pernah berkata "à la vitessed d'un cheval au galop" (secepat
kuda berlari ).
Bila ingin menjelajahi lautan lumpur ini sebaiknya
menggunakan jasa guide yang mengetahui jadwal air pasang dan area
mana saja yang bisa dikunjungi.
Pemandangan lautan lumpur dgn satu group turis yg terlihat kecil sekali
Taman samping biara
Haripun
mulai gelap ketika kami hampir mencapai jalan utama, dan pemandangan
yang kami saksikanpun semakin spektakuler dengan sorotan lampu-lampu
di setiap sudut bangunan. Dan ketika kami sampai di jalan utama
dimana terdapat deretan restoran, cafe, dan toko suvenir khas Mont
Saint Michel ataupun Bretagne, dari baju, keramik, dekorasi, hingga makanan seperti biskuit khas
Bretagne yang dibungkus dengan kotak kaleng dengan gambar Mont Saint Michel, kamipun berhenti disebuah cafe dan memesan crepe isi coklat dan teh
hangat serta susu coklat untuk anak saya sebelum kami meninggalkan tempat ini.
pemandangan rumah-rumah penduduk di malam hari
pemandangan jalan ketika malam
Saat
kami berjalan ke area parkiran, rasa kagum saya tidak berhenti
memandangi pulau ini dengan puncaknya yang disoroti lampu nan
megah..... Penampilannya seperti dalam negeri dongeng, ahhhh... Mont Saint Michel memang selalu menawan.
Pemandangan Mont Saint Michel di malam hari
Pemandangan dari parkiran
No comments:
Post a Comment