Sudah
dua kali saya mengunjungi Saint Malo, pertama kali pada musim dingin
dan kedua kali pada musim panas. Kota ini selalu mempunyai hal-hal
menarik di setiap musimnya, ketika musim dingin yang berdekatan
dengan Natal dan tahun baru, kota ini penuh cahaya dengan dekorasi
Natal dan Tahun Baru, dan ketika musim panas, banyak acara maritim di
gelar serta perahu-perahu besar hilir mudik di dermaga yang terkenal
dengan bajak lautnya ini.
Saint
Malo adalah sebuah kota pelabuhan yang terletak di bibir pantai Barat
Laut Perancis, berhadapan dengan bagian selatan daratan Inggris,
tepatnya di region Bretagne, 6 jam perjalanan darat dari Paris. Kota
ini dikelilingi tembok-tembok raksasa nan kokoh dengan panjang hampir
2 km dengan lebar 12 kaki. Tembok besar ini untuk melindungi kota
dari serangan musuh pada masa perang dulu dan serangan badai yang
sering menerjang pada saat laut pasang.
Pada
abad ke-6, St. Brendan dari Irlandia dan St. Aaron dari Wels datang
ke tempat ini dan mendirikan biara, dan seiring perkembangan waktu,
maka dari hanya biara lalu semakin banyak pendatang yang menetap dan
menjadi sebuah kota dengan nama Saint Malo, dari nama seorang
perintis uskup Celtic, St. MacLow. Kota pelabuhan ini banyak
melahirkan pelaut-pelaut handal, diantaranya adalah Jacques Cartiers,
orang Eropa pertama yang menjejakkan kakinya di Montreal dan Quebec,
dan menamai daratan itu Canada pada abad ke -16, dan sebuah
museumpun didedikasikan untuknya.
Sebagian tembok terlihat dr jalan
Ketika
kami memasuki kota ini, dari jauh saya sudah melihat kekokohan tembok
yang mengelilingi kota, dan begitu banyak kapal-kapal besar dan kecil
dengan tiang-tiang yang tinggi hilir mudik ataupun bersandar di
dermaga. Dan mata sayapun melihat sebuah kapal besar yang sangat
mencolok dengan warna kuning dan tiang-tiang yang besar, itulah
kapal Etoile du Roy. Kapal tradisional terbesar kedua di Perancis,
dengan panjang 152 ft (46 m). Dan kita dapat masuk ke dalam kapal ini
dimana masih terdapat 20 buah meriam yang masih ditempatnya seperti
pada masa abad ke-18.
Setelah
itu kamipun lanjut masuk ke dalam kota dan hawa kehidupan bajak
lautpun sudah mulai tercium dengan segala pernak pernik bajak laut
yang terpajang di setiap toko. Dari zaman dulu warga Sain Malo memang
terkenal akan semangat kebebasannya, bahkan dalam percaturan politik
pada konflik Perancis dan Inggris, mereka bebas menentukan hidupnya
dengan menjadi bajak laut, dan kota ini semakin makmur karena
kekayaan dari hasil merampok. Dan pada abad ke 17-18 mereka menjadi
bajak laut resmi kerajaan Perancis dengan nama Corsaire.
Dan
penduduk Saint Malopun bangga akan masa lalunya sebagai bajak laut,
tetapi mereka tidak mau di sebut sebagai bajak laut atau Pirate
tetapi sebagai Corsaire, dalam arti bajak laut yang
berlisensi. Para Corsaire ini adalah bajak laut yang
bekerjasama dengan kerajaan Perancis, dimana mereka merampok
kapal-kapal musuh kerajaan terutama kapal Inggris dan Spanyol, lalu
hartanya di bagi antara kerajaan Perancis dan para corsaire ini. Dan
karena mereka merampok demi kepentingan kerajaan Perancis, maka
mereka tidak pernah di tangkap.
Salah satu Corsaire yang terkenal adalah Robert Surcouf, Roi des Corsaires (raja para bajak laut) yang berhasil merampas 47 kapal hanya dengan mengandalkan sekelompok kecil pasukan elit dan kapal kecil yang lincah, dan hal ini membuat kerajaan Inggris sangat menderita kerugian. Begitu hebatnya Surcouf di lautan, sampai Napoleon Bonaparte pernah memintanya memimpin armada laut Perancis.
Salah satu Corsaire yang terkenal adalah Robert Surcouf, Roi des Corsaires (raja para bajak laut) yang berhasil merampas 47 kapal hanya dengan mengandalkan sekelompok kecil pasukan elit dan kapal kecil yang lincah, dan hal ini membuat kerajaan Inggris sangat menderita kerugian. Begitu hebatnya Surcouf di lautan, sampai Napoleon Bonaparte pernah memintanya memimpin armada laut Perancis.
Kapal Etoile du Roy
Ketika
kami menyusuri jalanan dalam kota, tiba-tiba terdengar suara lonceng
berdentang, dan kamipun mengikuti suara itu dan menemukan katedral
St. Vincent/ Katedral Saint Malo yang bergaya gotik dan renaisans
yang dibangun pada abad ke-11 dan 18. Dari katedral inilah sejarah
kota Saint Malo dapat ditelusuri. Setelah itu kamipun lanjut naik ke
atas benteng, dan mengelilingi kota dengan berjalan disepanjang
tembok kota. Dan jangan lupa bila ke Saint Malo sebaiknya membawa
jaket, karena kota ini sangat berangin, walaupun di musim panas.
Katedral St. Vincent
Dari
atas tembok ini banyak menawarkan panorama indah, dari teluk, tebing,
pantai dan pulau-pulau serta bandara dengan kapal-kapal yang megah
hingga rumah-rumah penduduk dalam benteng yang tetap terpelihara,
perpaduan yang indah antara kehidupan laut dan kota. Diatas tembok
ini juga kita melihat banyak burung camar yang beterbangan, mereka cukup jinak, tidak takut mendekati manusia ketika diberi makanan. Anak sayapun sangat senang bermain dan mengejar camar-camar ini, suatu aktivitas yang cukup menyenangkan bagi anak-anak.
Memberi makan burung camar
Diatas
tembok yang kokoh ini juga kita bisa melihat beberapa patung
peninggalan bersejarah, seperti patung Jacques Cartier, Robert
Surcouf, dan Réné Duguay-Trouin (bajak laut yang menjadi laksamada
angkatan laut Perancis), serta meriam-meriam, dan juga terdapat menara
pengawas disetiap sudut benteng, yang dipergunakan untuk mengawasi
musuh dari daratan dan lautan.
Selain
pemandangan indah yang ditawarkan, pantai di luar tembokpun sangat
cantik, tidak heran begitu banyak atraksi yang ditawarkan di pantai
ketika musim panas, salah satunya kolam renang laut, kolam renang ini
akan terlihat bila air surut, tetapi bila air pasang yang terlihat
hanya menara loncatnya saja. Selain itu juga banyak ditawarkan
atraksi permainan untuk anak-anak.
Penampakkan sebagian tembok
Pemandangan diluar tembok
Pemandangan pantai dgn tiang2 utk penghadang dr badai ombak
Berjalan diatas tembok yang nyaman
Patung Robert
Surcouf
Patung
Jacques Cartier
Kolam renang alam ini tidak terlihat bila air pasang
Menjelang
siang, kamipun merasa lapar dan mencari restoran atau kedai yang
menjual makanan khas daerah sini. Saint Malo, Bretagne umumnya
memang terkenal akan makanan lautnya, terutama kerang-kerangan,
selain itu di sini juga terkenal akan galette dan crepe. Kami
akhirnya memutuskan mencoba galette Bretonne, yaitu pancake tipis
dengan isi daging asap, telur dan keju parut.... krispi di luar dan
renyah di dalam, rasanya enak. Jenis makanan ini adalah salah satu
kesukan keluarga kami, karena gampang bikinnya dan juga enak rasanya.
Setelah
makan siang, kamipun melanjutkan penelusuran di jalan-jalan dalam
kota yang tetap terpelihara sejak abad pertengahan. Dan banyak
toko-toko suvenir yang menjual cinderamata khas Saint Malo dan
Bretagne, cinderamata yang berkaitan dengan maritim, replika kapal,
bajak laut, baju-baju khas pelaut serta buku-buku sejarah kota Saint
Malo dalam berbagai bahasa.
Sayapun
membeli beberapa suvenir baju serta dekorasi khas bajak laut Saint
Malo.
Jalan dalam kota pada saat musim dingin
Salah satu jalan di Saint Malo
Selain
katedral dan bangunan tua dalam kota, terdapat juga museum-museum
yang terkenal di Saint Malo, diantaranya Musee château de Saint malo
dan Musee International du Long-Cours Cap Hornier, dimana dulu pernah
berfungsi sebagai penjara. Dan sekarang menjadi museum untuk
menghormati para pelaut dari St. Malo, para penjelajah Perancis
pertama yang menyeberangi ketangguhan semenanjung Cap Horn pada abad
ke-17. Pada umunya museum-museum ini memajang benda-benda yang
berhubungan dengan maritim dan pelayaran masa lalu, serta juga
terdapat lukisan Jacques Cartier. Diluar benteng juga terdapat
beberapa kastil atau bangunan bersejarah yang terletak di
pulau-pulau, seperti Fort National yang terletak di sisi timur kota,
dibangun pada tahun 1689 oleh arsitek militer Vauban, dan di Ile du
Grand Bé terdapat makam Chateaubriand, penulis terkenal lahir di
Saint Malo, Ile du Grand Bé adalah sebuah pulau yang terletak di
laut terbuka. 100 m dari ile du Grand Bé terdapat benteng di pulau
Petit Bé yang dibangun pada abad ke-17 oleh arsitek yang sama. Kedua
pulau ini dapat dikunjungi bila air surut.
Fort National
Setelah
puas mengagumi kota bajak laut ini, kamipun melanjutkan perjalanan ke Mont Saint Michel
3 comments:
Wow seru. Pengeeen. Mudah2an suatu saat sampai ke sana juga. Amiin
@dian nafi Amiinnnnn.... Terma kasih udah mampir... kota2 yg dekat2 dgn Saint Malopun cantik2, spt Mont Saint Michel. :)
Nice blog you havve
Post a Comment