Saturday, 2 May 2015

Dari Klompen Hingga Molen







Selain bunga tulip yang identik dengan Belanda, juga Molen atau kincir angin dan klompen, alias sepatu kayu khas Belanda yang warna warni. Dan selama kunjungan saya di Belanda, kedua hal ini menjadi sesuatu yang sangat kental.






Secara sejarah klompen ini sudah dikenal di Belanda sejak 1270 M, Dan tidak hanya Belanda saja yang memakai sepatu kayu ini, tetapi hampir semua negara di Eropa memakai sepatu kayu yang di diikat dengan kulit ini. Bila di Belanda namanya klompen,di Inggris dikenal clogs, maka di Perancis namanya sabot. Pada umumnya sepatu kayu ini dipakai oleh para petani dan buruh di Eropa pada abad pertengahan, dikarenakan bahan baku yaitu kayu poplar yang sangat mudah ditemukan, dan juga klompen ini banyak memberi manfaat dan keuntungan, seperti memberi kehangatan pada kaki pada musim dingin dan kesejukkan di musim panas, karena kayu memiliki daya serap suhu yang baik, selain itu melindungi kaki di jalan yang kotor dan berlumpur pada abad pertengahan. Bahkan masih banyak kegunaan lain dari klompen ini, bahkan bisa sudah rusak dan usang bisa dijadikan kayu bakar pada musim dingin, banyak yah manfaatnya.... Karena banyak kegunaan dari sepatu kayu ini, makanya menjadi sesuatu yang umum dipakai pada abad pertengahan. Tetapi sekarang klompen sudah tidak dipakai lagi, hanya menjadi suvenir saja, dan negara Belanda memanfaatkan dengan baik akan daya tarik klompen ini, maka dibuatlah berbagai warna warni dan hiasan khas Belanda dan menjadi daya tarik akan suvenir dari Belanda, sedangkan di negara lain di Eropa, sepatu kayu ini tidak begitu tenar lagi, hanya sebagai hiasan di gudang saja.






 
Selain klompen, negeri Belanda juga identik dengan kincir angin. Dahulu kincir angin banyak kegunaannya alias serba guna, kincir polder berfungsi sebagai penguras air dari dasar dataran rendah seperti danau ataupun laut, kincir minyak untuk menyuling minyak dari biji-bijian, untuk menggiling tepung, untuk menghasilkan kertas, menggergaji kayu dan sebagainya.

Dan satu fakta bahwa tanah di Belanda berada dibawah permukaan laut, yang sesuai dengan nama negaranya 'Netherlands', yang mempunyai arti 'negeri tanah rendah', dan faktanya memang sekitar seperempat dataran Belanda berada dibawah permukaan laut, dan separuhnya berada satu meter diatas permukaan laut. Karena posisi yang rendah ini menyebabkan rawan banjir, dikarenakan air tidak bisa mengalir ke laut. Selain itu dimana-mana terdapat air, sehingga orang Belanda sendiri menyebut negaranya Kikkerland atau 'negeri kodok, karena di mana-mana terdapat air. Dan pada abad ke-15 dibangunlah kincir angin untuk sistem penyaluran air, dengan kincir angin inilah maka air dipompa kembali ke laut. Dan masyarakat Belanda giat melakukan perluasan wilayah dengan reklamasi pantai, dan tanggul-tanggul dibanguan disepanjang dangkalan pantai, kemudian airnya dipompa kembali ke laut menggunakan kincir angin. Tetapi saat ini kincir angin tua hanya tinggal beberapa saja yang masih beroperasi dan menjadi saksi sejarah. Fungsi pengairan kincirpun sudah digantikan dengan pompa mesin. 









Kemampuan Belanda dalam mengelola tanah ternyata tidak sebatas menyingkapi persoalan yang muncul akibat daratan yang lebih rendah dari laut. Hasil bumi yang diproduksi oleh Belandapun tak kalah hebat, Belanda merupakan salah satu negara pengekspor hasil tani terbesar di dunia. 




 

No comments: