Friday, 1 May 2015

Mengagumi Kincir Angin di Kinderdijk - Belanda







Selain taman Keukenhof, Belanda juga identik dengan kincir angin atau molen. Dan salah satu desa kincir angin yang kami kunjungi adalah Kinderdijk.

Kinderdijk adalah sebuah desa dengan 19 buah kincir angin tua yang terletak di Provinsi Zuid-Holland, selatan Belanda, 15 km sebelah timur Rotterdam, tepatnya di Alblasserwaard yang menjadi titik temu dari Sungai Lek dan Noord.

Dan karena kami dari Keukenhof, perjalanan yang ditempuh lebih dari sejam-an dengan mobil. Selama perjalanan ke Kinderdijk, beberapa kali kami kehadang kemacetan di jalan karena jam pulang kerja, dan untuk sampai di sana harus menyebrang sungai dengan ferry, dengan harga 0,75 sen/ kepala.



Terdapat beberapa desa dengan kincir angin tua, salah satunya ada di utara Belanda, tepatnya di Zaandam Schans, tetapi karena kami menginap di Leiden, selatan Belanda, jadi pilih ke Kinderdijk. Selama beberapa jam berada di lokasi ini, kami serasa hidup pada masa dulu, jalan di sore hari dengan sekeliling kincir angin tua serta kanal- kanal yang bersih. Karena keunikkan kincir angin yang masih asli dan sudah ada sejak abad ke-18, maka Kinderdijkpun masuk dalam daftar warisan dunia UNESCO.

Kinderdijk ini buka dari pagi hingga pukul 16.00 atau 17.00 tergantung musim, dengan biaya 6,30 euro/orang.

Ketika kami sampai di Kinderdijk, hari sudah sore, dimana jam operasional sudah lewat, tetapi kami masih bisa masuk ke kawasan kincir angin ini dan dengan gratis pula, karena salah satu petugas di konter tiket (sebelum dia meninggalkan konter) menjelaskan bahwa para pengunjung masih boleh masuk ke areal kincir angin walau sudah lewat jam operasionalnya. Ahhhhh beruntung deh kita....


 











Kaki kamipun mulai melangkah memasuki kawasan kincir angin tua ini, suasana sore hari tidak terdapat banyak turis, hanya tampak beberapa turis dari Asia serta beberapa orang lokal yang bersepeda atau jogging di sekitar jalan setapak dengan lebar 1.5 meter ini. Jalan setapak yang kami lewati diapit 2 buah kanal di sisi kiri dan kanan, yang merupakan polder untuk penampungan air.

Tanpa sadar kami berjalan semakin dekat ke kincir angin yang dibangun sekitar tahun 1738-1740, kemegahan dan pesonanya tetap memikat seakan tidak tersentuh jaman. Selain pemandangan kincir angin yang berjumlah 19 buah, di kawasan inipun terdapat beberapa jembatan dan dok dermaga kayu untuk menyeberangi kanal yang berair tenang. Sepanjang jalan kamipun melihat banyak bebek liar yang bermain di atas air kanal, juga beberapa burung liar yang tidak bisa terbang, saya kurang tahu apa namanya, tetapi anak-anak saya suka sekali berkejaran dengan burung hitam kecil ini.

Tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 19.30, tetapi langit masih terang, dan kamipun terpaksa mengakhiri wisata sore di tempat yang indah ini, karena besok masih menunggu list berikutnya untuk di jelajahi, Amsterdam.
 

 

 
Bagi pengunjung yang tidak membawa mobil, dapat mencapai tempat ini dengan naik kapal penumpang atau waterbus dari Rotterdam, dan turun di dermaga Alblasserdam. Lalu lanjut dengan jalan kaki sekitar 1 km. 





 

No comments: