Tuesday 14 June 2016

Cap Fréhel, Tanjung Bretagne Yang Sensasional








Berpetualang ke Cap Fréhel atau Tanjung Fréhel sungguh menghadirkan sensasi tersendiri yang tak pernah membosankan. Tanjung yang berdiri diatas batu kapur yang terjal dengan ketinggian 70 meter diatas laut, menawarkan pemandangan yang menakjubkan.

Pantai pasir yang lembut, tebing-tebing yang curam, pulau batu yang merupakan rumah bagi berbagai jenis burung laut, Mercusuar, pemandangan teluk dan warna bebatuan merah muda yang kontras dengan birunya lautan. Cap Fréhel adalah salah satu situs yang paling banyak dikunjungi di Bretagne atau French Brittany. Cap Fréhel menjadi situs yang dilindungi sejak 1967, dan sejak itu semua konstruksi apapun terlarang di situs ini.

Cap Frehel adalah semenanjung kecil yang indah di pantai utara wilayah Brittany, utara barat Perancis, 346 km dari Paris, yang membentang dari Côte d' Emeraude ke Golfe de Saint Malo.Tidak ada kota-kota atau desa-desa yang terletak di tanjung ini, namun terdapat tiga buah mercusuar, satu dari abad ke-17 dan yang lain dari 1950 yang terletak tepat di ujung semenanjung. Cap Fréhel ini terletak 8.5 km dari pusat kota Frehel.





Semenanjung ini dikelilingi tebing-tebing yang curam, yang membuatnya sulit diakses dari arah laut. Dan dibeberapa bagian tebing bebatuan terpisah dari daratan tanjung, dan juga beberapa bagian tidak bisa diakses oleh pengunjung karena telah terkikis hingga menjadi bebatuan layaknya menara-menara. Seluruh datarannya bergelombang dan terdiri dari bebatuan kapur yang membuatnya sulit dibangun struktur bangunan.

Sepanjang jalan dari Kota St.Brieu (38km), ibukota madya Cote d’Amor, pemandangan yang tersaji disepanjang jalan sungguh indah, pantai, tebing, pelabuhan besar dan kecil, kapal-kapal yang terparkir di dermaga ataupun yang di autan, semuanya begitu mempesona. Ketika sampai di parkiran, dari jauh saya sudah melihat dua buah mercusuar yang begitu kokoh serta bangunan dibawahnya sebagai kantor turis dan juga toko souvenir, dan di sampingnya terdapat sebuah café. Untuk menikmati Cap Fréhel, pengunjung tidak dikenakan biaya masuk, hanya membayar tempat parkir saja.







Setelah melewati mercusuar, kami berjalan disepanjang semenanjung yang menjorok ke laut dari sisi sebelah kiri. Bebatuan berwarna merah muda bertebaran dimana-mana, dan saat berjalan di jalan setapak yang beraspal, dengan pemandangan tebing yang curam, dan suara gemuruh dari gelombang laut yang selalu menerjang ke bebatuan, cukup membuat bergidik juga. Apalagi angin yang menerpa cukup kuat dan menusuk tulang walau di musim panas, jadi sebaiknya membawa jaket bila berkunjung ke sini.
Tetapi dengan pemandangan yang indah, panorama teluk dengan hamparan pantai, lautan nan biru serta berbagai jenis burung laut yang sekali-kali menyelam di lautan, membuat saya lupa akan seramnya tebing nan curam ini. 

Ketika sampai di ujung semenanjung, dimana terdapat sebuah mercusuar, pemandangan laut yang biru serta langit yang biru sungguh mempesona. Terdapat beberapa deretan batu-batu yang disusun layaknya bebatuan zen oleh para turis yang berkunjung, Dan tentu saja sayapun ikutan menyusunnya juga.













Tanjung yang dikiri dan kanan diapit oleh lautan ini menawarkan pemadangan hingga ke Ile de Brehat atau kepulauan Brehat di sisi sebelah kiri dan di sisi kanan kita dapat melihat sebuah tanjung kecil dengan kastil yang berdiri diatasnya, itulah Fort la Latte. Dari mercusuar ini para pengunjung dapat melihat beberapa pulau batu yang bagaikan menara yang muncul dari lautan. Dan salah satu batu kapur yang besar, yang merupakan rumah dari berbagai burung laut. Dan dikejauhan, disebuah tebing yang cukup sempit seorang photographer sedang asyik menjepret aksi dari berbagai burung laut yang ada di menara batu tersebut. Saat melihat si photographer yang berdiri di tepi tanah datar di tengah tebing yang sempit itu, dapat dibayangkan tantangan yang dihadapi si photographer ini.

Setelah dari mercusuar di ujung tanjung, jalan setapak sudah tidak beraspal lagi, hanya jalan sempit yang berpasir, kadang berbatuan, dan kadang tidak ada jalan, hanya susunan bebatuan tanjung saja. Tetapi pemandangan teluk hingga ke salah satu tanjung dimana terdapat Fort la Latte sungguh memukau.



Fort la Latte




Photographer yg sedang beraksi di salah satu tebing yg sempit








Setelah puas berkeliling di Cap Fréhel ini, sayapun melanjutkan perjalanan ke Fort la Latte yang hanya berjarak 4-5 km. Menuju ke Fort la Latte dapat ditempuh dengan jalan kaki, sepeda ataupun mobil pribadi.



Tips berpetualang ke Cap Fréhel.

Jika naik kereta dari Paris, turunlah di Saint-Brieux atau lamballe. Dari sini dapat naik bus service langsung ke Fréhel atau Sables d’Or Les Pins. Tetapi bus hanya berfungsi di bulan Juli-Agustus, jadi di cek dulu bila akan mengunjungi tempat ini.Info bus dapat cek ke sini, bahasa dapat diubah ke bahasa Inggris.

Untuk penginapan dapat menginap di kota Saint-Brieux atau di kota Saint Malo. Tergantung darimana anda datang, apakah dari Saint-Brieux atau Saint Malo.


Happy Traveling....

No comments: