Tuesday 4 November 2014

Tergoda di Kota Sejuta Cahaya



Pemandangan Eiffel dari Trocadero


Menyebut negara Prancis dan kota Paris, maka kata 'romantisme' langsung muncul didalam pikiran. Paris adalah ibukota Perancis (saya rasa semua juga tahu). Ia juga dikatakan sebagai kota romantis...(Terutama ketika dengan kekasih Anda), dan Perancis adalah bahasa cinta (mmmm... Je T'aime). Dengan begitu banyak cinta di sekitar, saya tidak pernah bosan kembali ke kota yang indah ini lagi dan lagi. Kota ini dibelah oleh aliran sungai Seine dengan delta atau pulau kecil bernama L'ile Saint Louis di utara Perancis, dan lokasinya yang strategis membuatnya menjadi salah satu kota utama di Eropa, dan salah satu kota wisata yang terkenal.

Ketika pertama kali saya sampai di kota ini di bulan November yang dingin, kota ini begitu menggoda saya. Dengan suasana kota yang berkilau, berpakaian dalam sejuta peri lampu mewah. Lampu-lampu jalanan yang temaram, cuaca dingin yang menyejukkan membuat suasana romantisme menjalar dalam denyut kota sejuta cahaya ini, dan jangan takut kedinginan karena suasana hati akan menghangatkan segalanya. Begitu banyak hal yang ditawarkan di kota sejuta cahaya ini, harus dimulai darimana yah? Lalu sayapun membuka catatan saya, list mana yang wajib dikunjungi ketika di kota Paris. Pertama yang saya kunjungi tentu saja menara Eiffel yang terkenal itu, orang bilang belum ke Paris kalau belum ke menara Eiffel.

Begitu saya sampai di Trocadero, dimana adalah tempat utama untuk menikmati menara ini dari jauh. Menara ini begitu bersinar di malam hari, bagaikan tugu yang diselimuti cahaya kerlap kerlip, rasa kagum dan keindahannya semakin membuat saya jatuh cinta. Setelah itu saya dan suamipun berjalan mendekati menara ini untuk naik ke atas, tetapi melihat antrian yang begitu panjang, sayapun memutuskan lain kali saja naik ke atas menara ini.


  Avenue Champs Elysees


 Trotoar Champs Elysees


Setelah dari Menara Eiffel, list yang ke dua dan tiga adalah Champs-Elysees dan Arc de Triomphe. Saya sangat menikmati jalan disepanjang Champs-Elysees dengan lampu-lampu nan megah di kiri kanan bahu jalan hingga ke Arc de Triomphe. Sepanjang jalan ini dipenuhi dengan cafe-cafe, theater dan toko-toko berkelas seperti Louis Vitton, Cartier, Chanel, dll. Panjang jalan Champs-Elysees ini 1.9 km dan 70 m lebarnya yang terbagi 2 jalur, dengan trotoar yang lebar, serta bangku-bangku di tengah trotoar, yang sangat nyaman bagi pejalan kaki yang menikmati sepanjang jalan ini. Tidak heran bila jalan ini dikenal dengan nama La plus belle avenue du monde (jalan terindah di dunia).


Arc de Triomphe de l'Etoile


Setelah berjalan hampir 2 jam, sampailah kami di Arc de Triomphe yang terletak di tengah bundaran place Charles de Gaulle. Monumen ini dibangun setelah kemenangan Napoleon Bonaparte atas Austria. kamipun mengelilingi gapura yang berukuran 45m x 22m x 50m ini. Terdapat begitu banyak relief yang menggambarkan perang Napoleon, dan juga patung serta ukiran-ukiran lainnya. Setelah puas menikmati Arc de Triomphe, dimana kami tidak sempat naik ke atas gapura untuk menikmati pemandangan jalanan Champs-Elysees, dikarenakan kaki sudah tidak bisa diajak kompromi lagi, maka kamipun kembali ke hotel, untuk beristirahat. Kami perlu mengembalikan energi karena besok masih ada list yang akan dikunjungi.


 Air mancur di Place de la Concorde


Pada hari kedua, kamipun menuju ke Place de la Concorde. Tempat ini bisa dikatakan alun-alun kota yang berbentuk oktagonal dengan luas 6,5 hektar. Terletak di tengah-tengah kota antara Champs-Elysees dan Tuileries Gardens. Sebagai alun-alun kota yang utama, Place de la Concorde dikelilingi oleh delapan sudut paviliun yang dihiasi dengan patung-patung yang mewakili kota-kota besar di Perancis (Bordeaux, Brest, Lille, Lyon, Marseille, Nantes, Rouen dan Strasbourg).
Di tengah alun-alun terdapat sebuah air mancur, dan disebelahnya kita dapat melihat sebuah Obelisk Luxor. Obelisk dengan tinggi 23m ini adalah monumen tertua di Paris yang berasal dari kuil Ramses II di Luxor, Mesir, selain itu kita juga dapat meilihat tiang-tiang lampu yang artistik di sekitarnya. Dimasa revolusi Perancis, alun-alun ini bernama Place de la Rèvolution dan menjadi tempat dipancungnya raja Louis XVI dan istrinya ratu Marie Antoinette.


  Obelisk Luxor


 Salah satu trransportasi utk membawa turis di place de la concorde



Setelah itu kamipun melanjutkan perjalanan ke museum Louvre, salah satu museum terbesar di dunia, dan merupakan bekas istana kerajaan Perancis. Salah satu hal yang menggoda saya untuk mengunjungi museum ini tentu saja lukisan Mona Lisa karya Leonardo Da Vinci. Pintu masuk ke museum ini melalui sebuah piramida kaca yang dibangun tahun 1989. Setelah membeli tiket seharga 15 euro/ orang, kamipun mulai explore museum megah ini

Museum ini begitu panjang dan luas, dan terdapat lebih dari 380 ribu objek pameran, dari prasejarah hingga abad-21, dan memajang lebih dari 35 ribu karya seni. Setelah saya sampai di buruan saya, yaitu lukisan Mona Lisa, sayapun sempat kecewa. Karena lukisannya tidak besar-besar amat, serta untuk bisa menikmatinya perlu perjuangan extra, karena begitu banyaknya pengunjung yang juga berburu si Mona Lisa. Setelah puas menikmati dan memandangi si empunya 'senyum misterius' itu, kamipun berlalu dan mengelilingi sudut-sudut lain di museum ini. Selain Lukisan mona Lisa, terdapat 2 masterpiece lainnya yang semakin terkenal setelah film 'The Code Da Vinci', yaitu Piramida Louvre dan Piramida Terbalik.


 Museum Louvre


Lukisan Mona Lisa


Dari museum Louvre, perjalanan dilanjutkan ke cathedral Notre Dame. Cathedral yang selalu saya dengar ketika masih kecil karena cerita Si Bongkok dari Notre-Dame atau The Hunchback of Notre-Dame karya Victor Hugo. Cathedral yang bergaya gothik ini terletak di Île de la Cité, yaitu salah satu pulau dari dua pulau alami di sungai Seine. Untuk ke sana kita naik metro yang berhenti di stasiun St.Michel Notre dame. 
Cathedral ini dibangun pada abad ke-12, dan merupakan salah satu gereja katolik bergaya gothik dengan arsitektur terbaik di Eropa, serta masuk dalam situs warisan UNESCO. Selain interior dalam gereja yang indah, kita juga dapat menikmati pemandangan kota Paris dengan sungai seine-nya dari atas menara. Untuk naik ke atas menara, dikenakan biaya 8,5 Euro, selama 1,5 jam dengan 387 anak tangga yang harus kita naiki. 


 Pemandangan dari menara Notre Dame dgn patung gargoyle


 interior katedral


Setelah puas memandangi kota Paris dari atas menara Notre dame, kamipun menuju ke list berikutnya, Montmartre, sebuah kawasan diatas perbukitan, di bagian utara Kota Paris. Kawasan ini juga terkenal sebagai tempat berkumpulnya para seniman, diantara mereka yang terkenal seperti Vincent Van Gogh, Pablo Picasso, Claude Monet, dll. Karena begitu banyaknya seniman yang tinggal di sini sebelum mereka terkenal dan juga kehidupan yang berwarna warni, maka kawasan ini menjadi salah satu tempat paling romantis di Paris. Terdapat begitu banyak tempat-tempat menarik di distrik ini, dan ada 2 tempat yang menjadi buruan saya, yaitu Basilique du Sacré-Coeur dan Moulin Rouge. 
 
Kamipun mengambil metro jurusan ke Abbesses, stasiun metro terdekat ke Basilique du Sacré-Coeur. Sepanjang jalan menuju ke Basilika tersebut kami melewati restoran-restoran yang unik dan klasik yang berdiri berdempetan di tepi jalan-jalan yang berbatu dan berliku, sempit, dan kadang menanjak dengan tangga yang sempit dan curam, dan tentu saja selalu dihiasi dengan tiang tiang lampu klasik dan menawan. Ketika kami menaiki tanngga yang menuju ke Basilique du Sacré-Coeur, tidak ada rasa cape selama menaiki tangga yang curam ini, dikarenakan pemandangan pepohonan yang berganti warna dengan sebagian yang sudah gundul yang berjejer di sepanjang kiri kanan tangga. Selain naik dengan tangga yang curam, kita juga bisa naik dengan kereta mini menuju ke basilika yang berwarna putih tersebut.



  Basilique du Sacré-Coeur dari samping kanan


Ketika pertama kali saya melihat basilika yang serupa dengan mesjid ini, sangat menarik perhatian saya, dikarenakan bentuknya dan warna putih yang menyelimuti seluruh bangunan ini. Bangunan bergaya Byzantine-Romanesque ini terbuat dari batu travertine, yang terus menghasilkan calsite, suatu senyawa yang menghasilkan warna putih ketika bercampur dengan air hujan, sehingga dinding bagian luar basilika ini akan tetap terlihat putih bersih. Sungguh menghemat biaya untuk membersihkan gedung yang dibangun pada tahun 1875 ini.
Di sekeliling basilika ini terdapat banyak pelukis jalanan, yang menawarkan lukisan dari gaya impresionis hingga karikatur, dan terdapat berbagai atraksi lainnya yang ditawarkan kepada pengunjung. Walaupun di bulan November yang dingin, tetap banyak turis yang duduk di sepanjang anak tangga yang menuju basilika, sambil menikmati pemandangan kota Paris dengan gratis tentunya dan yang pasti tanpa antrian panjang, serta di iringi musik dari pengamen jalanan. Dan tentu sayapun menikmati pemandangan ini bersama dengan suami tercinta.... Ahhhh saya telah tergoda di kota sejuta cahaya ini.


 Pantomin dekat tangga naik ke Basilika


Perjalanan kamipun dilanjutkan dengan tujuan terakhir kami, Moulin Rouge yang terletak di distrik Pigalle, distrik yang terkenal dengan kehidupan malamnya. Moulin Rouge dengan kincir angin dan nyala lampu merahnya mengingatkan saya akan sebuah film yang dibintangi Ewan McGregor dan Nicole Kidman dengan judul yang sama. Moulin Rouge adalah salah satu club malam yang menyajikan hiburan kabaret di Montmartre. kawasan ini termasuk red-light district, dengan gedung yang menawarkan live show dan deretan sex shop yang saling berdampingan dengan kafe dan toko cendera mata di tepi jalannya. 



Perjalanan saya menjelajahi Kota sejuta cahaya ini akan dilanjutkan pada catatan saya yang lainnya pada kunjungan saya yang berikut di kota ini. Sisi Lain Kota Paris .
dan surga belanja di Paris


HAPPY TRAVELING.....

No comments: