Monday 9 November 2015

Lauterbrunnen, Lembah Negeri Dongeng Dengan 72 Air Terjun





Apa yang bisa saya katakan?

Lauterbrunnen.... 

Lembah.... Pegunungan.... Air Terjun.... Sapi-sapi Swiss.... 

Pemandangan... Pedesaan... Cable cars.... bunga-bunga... Domba-domba Swiss...

Salju.... Hiking... Photography.... Relaksasi....

Sesuatu yang 'YOU MUST GO!'

Masih ingat dengan film trilogi The Lord of The Rings dan The Hobbit karangan J.R.R. Tolkien? Ketika para Hobbit dan kawan-kawan memasuki lembah Elvish di Rivendell, daerah kekuasaan Elrond yang berhiaskan puluhan air terjun nan indah. Ternyata tempat itu terinspirasi dari sebuah desa menakjubkan yang terselip di pegunungan Swiss, Lauterbrunnen.

Suatu wilayah dengan sisi tebing curam, air terjun, gua glasier, lembah yang subur, hutan pinus, bunga-bunga liar, itulah yang menjadi inspirasi J.R.R. Tokien ketika mengunjungi wilayah ini pada tahun 1911.

Lauterbrunnen terletak di lembah pegunungan di region Bernese Oberland, berjarak sekitar 70 kilometer dari Bern, ibukota Swiss. Lembah ini dikelilingi tebing yang menjadi bagian dari gunung Eiger (3970m), Monch (4099m) dan Jungfrau (4158m), dan disebut-sebut sebagai lembah paling indah di Eropa. Bagaimana tidak, lembah yang memiliki lebar satu kilometer ini memiliki 72 air terjun yang menyembur dengan indahnya dari puncak tebing ke dalam lembah. Nama Lauterbrunnen sendiri berarti 'banyak mata air', nama tersebut diberikan berdasarkan pada kehadiran 72 air terjun yang mengelilingi desa ini. 

Saat perjalanan menuju ke Lauterbrunnen dari Interlaken, dimana kami menginap. Kami disuguhi Pemandangan hamparan rerumputan hijau dengan latar pegunungan yang bermahkota salju, rumah penduduk khas Swiss dengan hiasan bunga di depan jendela, sekali-kali terlihat gerombolan sapi dengan lonceng di leher yang berbunyi saat mereka bergerak, pepohonan yang berganti warna dimusim gugur, dan sungai-sungai kecil hampir di sepanjang jalan. Serasa masuk ke dunia dongeng yang begitu indah dan kamipun tersihir akan keindahannya.






Ketika akan memasuki kota Lauterbrunnen, dari jauh kami sudah disuguhi pemandangan rumah penduduk yang unik dan air terjun yang mengalir seakan-akan jatuh di halaman belakang. Itulah air terjun Staubbach yang menyembur dari ketinggian 300 meter, air terjun yang paling mengagumkan di Lauterbrunnen. Sayapun tidak bisa melepaskan pandangan akan keindahan alam ini. Dan air terjun ini dinobatkan sebagai salah satu air terjun tertinggi di Eropa. 












Selain air terjun yang mengalir dari ketinggian ratusan meter, terdapat juga air terjun glasier di dalam pegunungan, air terjun Trummblebach, 3 km dari pusat kota Lauterbrunnen. Air terjun ini memiliki ketinggian 200 meter yang mengalir dengan deras didalam gunung. Dengan harga tiket 12 CHF sayapun memulai perjalanan tanpa anak-anak dan suami dengan naik lift yang membawa saya ratusan meter diatas permukaan tanah, lalu lanjut dengan berjalan kaki melewati terowongan yang diterangi lampu remang-remang. Di tepian terowongan yang dibatasi dengan pagar, saya dapat melihat salah satu aliran sungai dari 10 air terjun yang terdapat didalam gunung ini. Lalu terdapat tangga naik dan ada dua persimpangan terowongan. Terowongan sebelah kanan untuk melihat air terjun dan sebelah kiri terdapat tangga naik, dan dari atas terdapat air terjun yang lainnya. Suara gemuruh yang dihasilkan dari derasnya air yang jatuh di celah pegunungan ini cukup keras dan membuat anak-anak takut. Maka ada larangan membawa anak dibawah umur 4 tahun, dan orang tua harus mengawasi anak-anaknya dengan ketat dikarenakan lantai terowongan dan tangga yang cukup licin. Dan ketika keluar dari terowongan, saya memilih turun dengan tangga daripada lift. pemandangan beberapa rumah dengan padang hijau dan tebing terjal dari tangga turun sungguh indah.
















Selain pemandangan pegunungan Alpen, air terjun, landscape lembah yang dikelilingi dinding tebing terjal inipun sangat indah, pemandangan di musim gugur dengan perubahan warna pepohonan yang kontras dengan warna hijau padang rerumputan sungguh menakjubkan. Tak henti-hentinya bibir ini penyerukan kekaguman akan keindahan yang tersaji di depan mata.




Karena keindahannya, lembah Lauterbrunnenpun menjadi sumber inspirasi banyak penulis dan musisi, seperti Johan Goethe dalam pusinya 'Song of the Spirits of the Waterfalls'. Dan Lembah cantik inipun masuk dalam situs warisan dunia UNESCO pada tahun 2001.

Dari Lauterbrunnen kamipun lanjut ke Murren, desa car free diatas gunung dengan pemandangan yang luar biasa. Untuk mencapai ke Murren, kami harus naik cable car, dan pemandangan sepanjang jalan menuju ke Murren sungguh indah.

 
Oh iya untuk menuju ke Lauterbrunnen selain dengan mobil pribadi juga dapat di akses dengan kereta dari berbagai kota besar di Swiss yang menuju ke 
Bern - Interlaken - Lauterbrunnen, dan bila ingin ke kota lain di atas gunung, diharuskan naik cable car, karena tidak ada akses jalan mobil atau bus. Dan bila ingin ke kota lain dekat Lauterbrunen seperti Grindelwald, bisa di akses dengan bus.



HAPPY TRAVELING........

 

10 comments:

Titis Ayuningsih said...

wah, indahnyaaaaaaaaaaa pemandangannya

Diary si kepik said...

@Titis Ayuningsih, iya pemandangannya spt dlm negeri dongeng :)

Unknown said...

OOOwwhhh God, cuma ini satu2nya kota yang ingin saya kunjungi di dunia, dari saya SMP berharap bgt bs ksna, one day pokonya HARUS ksna. thank's for info yaa sist..

Diary si kepik said...

@Kclara Fraistiwingky Semoga suatu hari bisa main ke sini yah mbak.... dari mimpilah yg bisa membawa kita terbang tinggi :)

Unknown said...

Kira2 biaya penginapan dan transportasi di Lauterbrunnen cukup mahal atau gimana?

Diary si kepik said...

@Ryan Hidayat Lumayan maham mbak, krn Swiss memang terkenal dgn mahalnya.... Tapi kl cuma sendiri atau bersama teman2 single, nginap di dorm yg murah jg bisa mbak :)

Keisha Mori Warongan said...

Hi mba boleh minta saran, dari zurich airport menuju interlaken sebaiknya beli tiket point to point atau beli pass ? Tujuan saya dari zurich hanya ke lauterbrunnen , grindelwald dan bern kalau sempat, setelah itu lanjut ke munich. Terimaksih mba

Diary si kepik said...

@Keisha Mori Warongan Kalau hanya satu dua tempat aja, mendingan beli point to point mbak, sayang kl beli pass.... :)

Nengnun said...

Ini pas ke sana bulan apa ya?

Diary si kepik said...

@Nengnun Aku ke sana pas bulan Oktober mbak....