Monday 14 October 2019

Jakarta – Dieng – Jogja – Semarang (part 2)





Mencoba Tol Jakarta – Dieng – Jogja – Semarang (Part 1)


Sesampai di Dieng,  sudah gelap gulita alias tengah malam, so kami langsung ke homestay Lotus di mana kami akan menginap satu malam. Nah pas malam itu angin badai begitu kencang, bunyi atap dan segala benda yang tertiup angin begitu keras…. Tapi karena kami sudah sangat lelah, semua bunyi itupun sirna dibawa mimpi indah di negeri kayangan ini.

Keesokkan paginya sebelum keliling Dieng Plateau, kami disuguhi nasi goreng yang super lezat oleh ibu pemilik homestay. Setelah perut terisi, kami mulai menjelajahi Dieng plateau yang dimulai dari kompleks candi Arjuna, dilanjutkan naik ke atas bukit dimana terdapat tulisan Dieng Plateau. Setelah puas berfoto ria, perjalanan lanjut menuju ke kawah Sikidang, lalu  Batu Pandang Ratapan Angin, dimana pengunjung dapat menikmati pemandangan Danau Warna yang spetakuler indahnya. 
Setelah puas di Batu Pandang Ratapan Angin kami menuju ke Sumur Jalatunda. Sumur dengan kedalaman 100 meter ini seperti telaga layaknya, yang memiliki mitos barang siapa dapat melempar batu hingga ke dinding seberang sumur, maka semua impiannya dapat tercapai. Maka suami dan kakak sayapun mencobanya.  Beberapa kali melempar batu, tidak satupun yang dapat menyentuh dinding batu diseberang sumur. Ya weslah kita berlalu saja menuju ke destinasi berikutnya….. Oh iya batu yang kami lempar itu harus beli dengan harga 7000 rupiah untuk 7 buah batu. Untuk info Dieng dapat baca di Dieng, Indahnya Tanah Para Dewa Dewi













Jam 11.00 kami melanjutkan perjalanan ke Jogja, dan berhenti di Wonosobo untuk mencari makan siang. Perjalanan hanya memakan waktu 3-4 jam saja. Sesampai di Jogja kami langsung menuju ke Rabbani Family Homestay dimana kami akan menginap dua malam di sana. Guesthouse dengan 4 kamar, yaitu 2 kamar ber-AC; dan 2 lagi dengan kipas angin, terdapat 2 kamar mandi. Dan Kami juga mendapat sarapan pagi dengan menu yang berbeda-beda tiap harinya, dengan harga Rp.599.000/ hari, cukup murah bagi kami yang ber-9 orang.
Setelah meletakkan tas dan sebagainya di guesthouse, kami lanjut berkeliling ke Malioboro dan mencari makan malam. Dan kembali ke guesthouse hampir tengah malam.

Keesokkan harinya, setelah makan pagi dengan nasi kuning dengan lauk yang enak, kami mulai berkeliling Jogya. Pertama menuju ke Candi Borobudur, candi Pawon, lalu candi Prambanan. Sebelum sampai ke candi Borobudur, kami melewati persawahan yang sedang panen, dan sebagian sedang di bajak dengan sapi. Sayapun mengambil kesempatan itu untuk menjelaskan ke anak-anakku proses beras menjadi nasi dari menanam hingga tersedia di piring. Merekapun sangat senang dengan pelajaran nyata ini, yang tidak di dapat hanya membaca buku saja. Mereka mencoba bagaimana memukul padi, membajak dengan sapi... Bahagianya dunia anak-anak….










Ketika dalam perjalanan menuju ke Pantai Jogan, mobil kami diseruduk motor dari belakang, jadi bonyok deh tuh pantat mobil. Dan karena penabraknya akan bertanggung jawab, maka kami menuju ke bengkel setempat dan memperbaikki mobil saat itu juga. 5 jam kami habiskan menunggu mobil diperbaiki.  (Kejadian rencana tinggal rencana selama di Jogja pernah terjadi juga saat kami ke sini 5 tahun lalu )



Selesai mobil diperbaikki, kami menyempatkan diri mengunjungi seorang teman, ‘ Vivi’ di Klinik Kopi, sebuah tempat ngopi asyik bak di film Ada Apa Dengan Cinta 2. Mas Pepeng suami dari Vivi, sosok di balik Klinik Kopi memang membuat konsep kedai kopinya seperti sebuah klinik. Setiap pengunjung harus mengambil nomor antrian, kemudian akan dipanggil satu per satu ke ruangan. Di ruangan itulah pengunjung akan ditanya ingin menikmati kopi apa dan selalu akan diceritakan kisah tentang kopi yang akan dinikmati pengunjungnya. Tujuannya agar pengunjung juga mengetahui tentang proses pembuatan kopinya. Dan konsep ini disukai suami, karena ia dapat menikmati setiap kopi dengan berbagai rasa yang berbeda dan juga cerita dibaliknya.
Alamat Klinik Kopi terletak di Gang Madukoro, Jalan Kaliurang Km 7,5, Sleman, Yogyakarta












Setelah dari Klinik Kopi, hari telah gelap, akhirnya  kami memutuskan berjalan disekiar Malioboro dan alun-alun Jogja saja. Tidak lupa berjalan diantara beringin di alun-alun serta naik mobil-mobilan yang dikayuh rame-rame….. Seru dan menghibur, pengalaman yang tidak terlupakan…..!













Keesokkan paginya kami berburu batik di pasar Beringharjo, sekalian mencoba berbagai camilan dan makanan di depan pasar. Setelah selesai berbelanja, kamipun lanjut menuju ke Semarang.














Yogyakarta – Semarang dapat di tempuh hanya 2-3 jam tergantung kecepatan dan kepadatan lalu lintas. Sesampai di Semarang kami langsung menuju ke Klenteng Sam Po Kung. Ini adalah salah satu destinasi saya sejak dulu untuk melihat tempat bersejarah dimana tempat pendaratan pertama seorang laksamana Tiongkok beragama Islam yang bernama Cheng Ho.  Oh iya di sini juga ada penyewaan baju ala-ala Tiongkok loh, dan pas kami ke sini lagi ada pertunjukkan tarian oleh anak-anak muda.

















Setelah berkeliling di sekitar gedung batu dan klenteng Sam Po Kong, kami menuju ke Lawang Sewu. Saat dalam perjalanan menuju ke Lawang Sewu kami melewati sebuah kampung yang penuh warna. Pesona kecantikan kampung yang berwarna-warni ini membuat kami berhenti dan berkeliling menikmati kecantikkannya. 
Dulunya kampung ini adalah sebuah perkampungan kumuh yang dikelilingi aliran sungai sekitarnya, namun kini berubah menjadi sebuah perkampungan yang instagrammable banget. 

Mengunjungi Lawang Sewu adalah kunjungan saya yang kesekian kali, tetapi bagi suami dan anak-anak ini adalah kunjungan yang pertama kali. Selesai berkeliling kamipun pulang menuju ke Jakarta.









Perjalanan kali ini adalah perjalanan yang  penuh suka duka, tetapi lebih banyak sukanya, dimana kami dapat menikmati perjalanan yang seru dan juga anak-anak dapat melihat keindahan negara ibunya yang indah.  Sayapun sangat senang dengan adanya jalan alternative ini, atau yang akrab di sebut jalan tol, semoga lain kali bisa merasakan jalan tol lain, seperti trans Sumatra dan trans Kalimantan.




HAPPY TRAVELING……





No comments: